Indeks Shanghai Dibuka Flat, Hang Seng Naik 0,22%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
24 October 2018 08:52
Indeks Shanghai dibuka flat, sementara indeks Hang Seng menguat 0,22%.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Shanghai dibuka flat di level 2.594,75, sementara indeks Hang Seng menguat 0,22% ke level 25.401,17.

Sentimen positif bagi bursa saham Hong Kong bisa jadi datang dari tingginya angka inflasi. Pada bulan September, inflasi Hong Kong tercatat sebesar 2,7% YoY, jauh melampaui capaian bulan Agustus yang sebesar 2,3% YoY.

Tingginya angka inflasi mungkin merupakan sinyal bahwa permintaan barang-barang disana begitu tinggi sehingga kenaikan harga menjadi tak terhindarkan.

Di sisi lain, potensi ribut-ribut antara AS dengan sekutunya Arab Saudi terkait dengan tewasnya kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi membebani kinerja 2 bursa saham utama kawasan Asia tersebut.

Kemarin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengeluarkan pernyataan keras mengenai masalah ini. Erdogan menyebut bahwa intel dan lembaga penegak hukum memiliki bukti bahwa pembunuhan Khashoggi merupakan sesuatu yang terencana.

"Badan intelijen dan lembaga penegak hukum memiliki bukti yang menunjukkan bahwa pembunuhan (Khashoggi) adalah terencana.... Menuduhkan kasus tersebut ke beberapa aparat penegak hukum dan anggota badan intelijen tidak akan memuaskan kami maupun komunitas internasional," papar Erdogan di hadapan parlemen Turki.

"Mulai dari pihak yang memberikan perintah, hingga pihak yang mengeksekusinya, mereka harus dibuat bertanggung jawab." Kata Erdogan lebih lanjut.

Trump pun sepertinya semakin menunjukkan kekecewaan dan kemarahan kepada Arab Saudi. Setelah pidato Erdogan, Trump menyatakan bahwa Arab Saudi mencoba menutupi kasus Khasshogi dengan buruk.

"Konsep awalnya sangat jelek, pelaksanaannya buruk, dan cara menutupinya juga salah satu yang paling payah sepanjang sejarah," tegas Trump kepada para jurnalis di Oval Office, dikutip dari Reuters.

Sejauh ini, belum ada sanksi apapun yang dikeluarkan oleh AS untuk Arab Saudi. Memang, kesepakatan bisnis antara AS dengan Arab Saudi terbilang fantastis sehingga wajar jika pemerintahan Donald Trump terlihat sangat berhati-hati dalam bertindak.

Tahun lalu misalnya, Arab Saudi berkomitmen membeli persenjataan dari AS senilai US$ 110 miliar.

Namun, bukan tak mungkin jika pada akhirnya Trump dipaksa bersikap luar biasa tegas terhadap sekutunya tersebut.

Pada hari ini, tidak ada data ekonomi yang dijadwalkan untuk dirilis di China dan Hong Kong.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Grogi Nantikan Data Ekspor-Impor, Indeks Shanghai Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular