Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) ditutup terkoreksi 0,73% ke level 5.797,89 poin pada penutupan perdagangan kemarin Selasa (23/10/18).
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 5,69 triliun dengan volume sebanyak 7,82 miliar unit saham dengan frekuensi perdagangan frekuensi sebanyak 356.329 kali.
Aksi jual gencar dilakukan oleh investor asing dengan total nilai akumulasi sebesar Rp 183 miliar hingga penutupan sesi II perdagangan. Secara sektoral, sektor jasa keuangan (-0,77%) menjadi salah satu kontributor utama pelemahan IHSG.
Dari dalam negeri, sentimen negatif bagi IHSG datang dari keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan. Keputusan ini sesuai dengan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia bahwa bank sentral akan mempertahankan 7-Day Reverse Repo Rate di level 5,75%.
Sedangkan saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing adalah: PT Bank Central Asia Tbk/
BBCA (Rp 95,5 miliar), PT Holcim Indonesia Tbk/
SMCB (Rp 64,6 miliar), PT Bukit Asam Tbk/
PTBA (Rp 53,9 miliar), PT United Tractors Tbk/
UNTR (Rp 49,8 miliar), dan PT Adaro Energy Tbk/
ADRO (Rp 22,5 miliar).
Berikut adalah rekomendasi saham untuk perdagangan hari ini, Rabu (24/10/18), dari para broker yang dihimpun CNBC Indonesia.
NEXT
Kiwoom Sekuritas memperkirakan pergerakan IHSG hari ini memiliki ruang menguat dengan support dan resistance di level 5.780-5.831.
Beberapa sentimen yang menjadi faktor pergerakan IHSG di antaranya pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang pada akhirnya tertahan.
Selain itu, Menjelang pemilu kongres Amerika Serikat (AS) yang akan digelar 6 November mendatang, pemerintahan Trump akan memotong 10% pajak penghasilan masyarakat Amerika Serikat dari golongan menengah ke bawah.
Tentunya kebijakan ini dapat dilihat sebagai salah satu strategi dalam mendapatkan dukungan, dimana partai republik yang mengusungnya berupaya sebagai partai yang mayoritas untuk duduk di senat dan Dewan Perwakilan.
Sedangkan saham-saham yang patut menjadi pertimbangan dalam perdagangan hari ini di antaranya:
1. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
Keberhasilan perusahaan dalam membukukan kenaikan laba bersih tentu sejalan dengan pencapaian dari penjualan bersih yang telah di raih. Meningkatnya penjualan dimana perusahaan selalu melakukan inovasi produknya, hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang mempunyai karakteristik berbeda-beda.
Secara jangka pendek, rekomendasi beli (buy) memiliki probabilitas 78% dengan target di level Rp 47.235 dan exit di level harga Rp 42.300. Sedangkan rekomendasi buy secara jangka panjang memiliki probabilitas 43% di target Rp 49.600 dan exit Rp 40.400, sedangkan support area berada di level Rp 43.860 dan resistance di level harga Rp 45.647.
2. PT Sido Muncul Tbk (SIDO)
SIDO mencatat pendapatan usaha sebesar Rp 1,94 triliun di periode yang berakhir 30 September 2018 naik dibandingkan pendapatan usaha Rp 1,85 triliun di periode sama tahun sebelumnya.
Strategi jual (sell) secara jangka pendek memiliki probabilitas 49% dengan target di Rp 790 dan exit di level Rp 835. Sedangkan secara jangka panjang, strategi beli memiliki probabilitas 49% dengan target di Rp 910 dan exit di Rp 780. Area support berada di level Rp 780 dan resistance di level Rp 820.
NEXT
Para analis dari Valbury Sekuritas mengatakan mulai dari pasar global yang tengah dihadapi sejumalh ketidakpastian berkenaan dengan kisruh Amerika Serikat (AS) atas kematian Khashoggi hingga pelemahan pasar AS dapat menjadi sentimen yang menyulitkan bagi IHSG.
Namun, rilis kinerja keuangan yang mencatat pertumbuhan positif dari berbagai emiten bisa mengurangi tekanan bagi pergerakan indeks agar tidak jatuh lebih dalam.
Beberapa rekomendasi saham berdasarkan analisa teknikal, diantaranya saham ASII (buy), SMGR (buy), BBCA (buy), PGAS (buy), TLKM (buy) dan MEDC (buy).
NEXT
Analis dari Indosurya Sekuritas William Surya mengatakan kondisi pola pergerakan IHSG masih terlihat berada dalam rentang konsolidasi wajar yang harus dilalui ditengah mulai minimnya tekanan dari capital outflow.
"Potensi kenaikan masih terlihat cukup besar mengingat kondisi fundamental perekonomian yang terjaga dengan baik, hari ini IHSG berpotensi menguat dengan range di level 5.721-5.988," tambah William.
Sedangkan saham-saham yang menjadi pertimbangan bagi para investor di antaranya saham: HMSP, ICBP, JSMR, TLKM, AKRA, SCMA, WIKA, INDF dan MYOR.
NEXT
Analis dari Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan secara teknikal terkoreksi wajar IHSG pada perdagangan kemarin terkonsolidasi menguji resistance bearish trend line dan MA20. Indikator stochastic dead-cross pada area jenuh beli dengan momentum bearish indikator RSI.
Indikasi bearish cukup terpola secara teknikal melihat tidak mampunya IHSG memotong resistance MA20 dan bearish trend line sehingga reversal kearah support hingga lower bollinger bands.
"Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak cenderung kembali menekan dengan support resistance 5.757-5.825 pada perdagangan hari ini," ujarnya.
Sedangkan saham-saham yang masih dapat dicermati diantaranya saham ASII, SMGR, BJBR, dan LTLS.
NEXT
Nafan Aji dari Binaartha Sekuritas mengatakan, berdasarkan indikator pergerakan IHSG terakhir, indikator MACD berhasil membentuk pola golden cross di area negatif. Sementara itu, Stochastic dan RSI masih berada di area netral.
"Namun demikian, trlihat pola long black closing marubozu candle yang mengindikasikan adanya potensi pelemahan lanjutan pada pergerakan IHSG, sehingga berpeluang menuju ke area support," ujarnya.
Sedangkan sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain sebagai berikut.
1. BBTN
Akumulasi beli pada area Rp 2.290 - Rp 2.310, dengan target harga di level Rp 2.360 dan Rp 2.430. Sedangkan support di level Rp 2.290 & Rp 2.220.
2. BWPT
Akumulasi beli pada area level Rp 190 - Rp 196, dengan target harga secara bertahap di level Rp 208 hingga Rp 280. Support di level Rp 190 & Rp 182.
3. INDF
Akumulasi beli pada area level level Rp 5.725 - Rp 5.800, dengan target harga secara bertahap di level Rp 5.850 hingga Rp 6.650 dengan support di Rp 5.725 & Rp 5.500.
4. ITMG
Akumulasi beli pada area level Rp 24.600 - Rp 24.800, dengan target harga secara bertahap di level Rp 25.625 hingga Rp 36.000. Support di level harga Rp 23.850.
5. SCMA
Akumulasi beli pada area level Rp 1.675 - Rp 1.695, dengan target harga secara bertahap di level Rp 1.745 hingga Rp 2.160 dengan support di level Rp 1.645.
6. SIMP
Akumulasi beli pada area level Rp 476 - Rp 480, dengan target harga secara bertahap di level Rp 488 hingga Rp 700. Sedangkan support di level Rp 458.