
Pasca-IPO, Perusahaan Logistik Ini Bangun PLTG Rp 265 M
Monica Wareza, CNBC Indonesia
22 October 2018 17:36

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Dewata Freight International, perusahaan yang bergerak di bisnis jasa logistik ini mulai tahun depan akan membangun pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dengan kapasitas 15 megawatt di Tarakan, Kalimantan Utara dan Lampung. Pembangunan dua power plan ini akan dilakukan melalui anak usahanya PT Dewata Makmur Bersama.
Direktur Utama Dewata Freight International Bimada mengatakan listrik yang nantinya dihasilkan oleh power plan ini akan dijual langsung ke industri yang berada di sekitar power plan tersebut, mengingat pembangunannya berada di sekitar kawasan tambak udang.
"Kita tidak jual ke PLN, tapi kita langsung ke industri. Selama ini mereka kan pakai diesel, nah ini kita bangun dengan tenaga gas," kata Bimada di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/10).
Pembangunan PLTG ini nantinya diperkirakan akan membutuhkan dana investasi senilai Rp 265 milir. Terdiri dari Rp 70 miliar untuk power plan di Tarakan dan Rp 195 miliar. Keperluan untuk pembangunan ini nantinya akan menggunakan pendanaan dari perbankan.
"Selain kita menyuntikkan modal ke anak usaha, sisanya pendanaan melalui perbankan," kata Nur Hasanah, Direktur Keuangan perusahaan.
Gaet Tender Rp 100 Miliar
Saat ini perusahaan tengah dalam proses tender untuk proyek senilai Rp 100 miliar yang ditargetkan bisa diperoleh tahun depan. Proyek ini disebutkan berasal dari salah satu perusahaan milik pemerintah.
"Itu masih dalam proses bidding untuk di tahun 2019," imbuh dia.
Untuk mengantisipasi penggarapan proyek ini, perusahaan menganggarkan belanja modal di 2019 senilai Rp 20 miliar-Rp 40 miliar untuk pembelian kendaraan. Capex ini nantinya akan direalisasikan setelah perusahaan memenangkan tender tersebut.
Tahun depan, jika memperoleh kontrak tersebut perusahaan memproyeksikan bisa bertumbuh hingga Rp 227 miliar.
Tahun ini perusahaan menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 80 miliar. Nur mengatakan, target ini sudah bisa dicapai perusahaan pada September lalu, paling baru perusahaan baru saja memenangkan tender untuk proyek senilai Rp 35 miliar.
Dengan perolehan tersebut, perusahaan optimis bisa meraih target penjualan senilai Rp 187 miliar dan pendapatan setelah pajak sebesar Rp 1,8 miliar. "Pendapatan itu sebagiannya dari recurring dari tahun lalu dan sisanya dari yang diperoleh tahun ini," jelas dia.
[Gambas:Video CNBC]
(roy) Next Article Kejar Dana Murah, Tabungan Haji di BSI (BRIS) Tembus Rp14,2 Triliun
Direktur Utama Dewata Freight International Bimada mengatakan listrik yang nantinya dihasilkan oleh power plan ini akan dijual langsung ke industri yang berada di sekitar power plan tersebut, mengingat pembangunannya berada di sekitar kawasan tambak udang.
"Kita tidak jual ke PLN, tapi kita langsung ke industri. Selama ini mereka kan pakai diesel, nah ini kita bangun dengan tenaga gas," kata Bimada di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/10).
Gaet Tender Rp 100 Miliar
Saat ini perusahaan tengah dalam proses tender untuk proyek senilai Rp 100 miliar yang ditargetkan bisa diperoleh tahun depan. Proyek ini disebutkan berasal dari salah satu perusahaan milik pemerintah.
"Itu masih dalam proses bidding untuk di tahun 2019," imbuh dia.
Untuk mengantisipasi penggarapan proyek ini, perusahaan menganggarkan belanja modal di 2019 senilai Rp 20 miliar-Rp 40 miliar untuk pembelian kendaraan. Capex ini nantinya akan direalisasikan setelah perusahaan memenangkan tender tersebut.
Tahun depan, jika memperoleh kontrak tersebut perusahaan memproyeksikan bisa bertumbuh hingga Rp 227 miliar.
Tahun ini perusahaan menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 80 miliar. Nur mengatakan, target ini sudah bisa dicapai perusahaan pada September lalu, paling baru perusahaan baru saja memenangkan tender untuk proyek senilai Rp 35 miliar.
Dengan perolehan tersebut, perusahaan optimis bisa meraih target penjualan senilai Rp 187 miliar dan pendapatan setelah pajak sebesar Rp 1,8 miliar. "Pendapatan itu sebagiannya dari recurring dari tahun lalu dan sisanya dari yang diperoleh tahun ini," jelas dia.
[Gambas:Video CNBC]
(roy) Next Article Kejar Dana Murah, Tabungan Haji di BSI (BRIS) Tembus Rp14,2 Triliun
Most Popular