Investor Tak Mau Pegang Rupiah Terlalu Lama

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 October 2018 16:22
Investor Enggan Lama-lama dengan Rupiah
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
The Fed masih akan agresif menaikkan suku bunga sampai 2020 sehingga arus modal masih akan berkerumun di Negeri Adidaya. Memperbaiki transaksi berjalan juga butuh waktu lama, karena harus memperbaiki fundamental industri manufaktur nasional agar dapat meningkatkan kinerja ekspor dan mengurangi ketergantungan impor. 

Oleh karena itu, bukan tidak mungkin rupiah masih bisa melemah lebih dalam. Prospek rupiah yang suram ini tentu mengkhawatirkan bagi investor, terutama asing. 

Ketika investor asing membeli aset di Indonesia mungkin bisa mendapatkannya dengan harga murah. Namun saat mereka sudah mendapat cuan dan menukarkannya kembali ke valas, maka nilainya jadi ikut rendah. Investor mana yang mau seperti ini? 

Kondisi ini membuat kepercayaan investor terhadap rupiah sepertinya menipis. Hal ini terlihat dari posisi kepemilikan investor terhadap rupiah.

Reuters melakukan survei seputar seberapa lama investor memegang suatu mata uang. Hasilnya digambarkan dalam skala -3 sampai 3. Semakin tinggi angkanya maka investor semakin tidak mempercayai suatu mata uang dan lebih memilih memegang dolar AS dalam jangka panjang.  

Dalam survei edisi 18 Oktober, nilai rupiah ada di 1,68. Artinya investor cenderung hanya ingin memegang rupiah dalam jangka pendek dan memilih berpihak ke dolar AS dalam jangka panjang.  

Bahkan nilai survei terhadap rupiah ini menjadi yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Artinya kepercayaan investor terhadap rupiah bukannya membaik tetapi malah sebaliknya. 

Berikut hasil survei Reuters terhadap sejumlah mata uang Asia: 



(aji/wed)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular