Sentimen Netral, Harga Batu Bara Bergerak Stabil di US$109/MT

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
18 October 2018 12:16
Harga batu bara Newcastle kontrak naik tipis 0,05% ke level US$ 109,15/Metrik Ton (MT) pada penutupan perdagangan hari Rabu (17/10/2018).
Foto: Istimewa
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga batu bara Newcastle kontrak naik tipis 0,05% ke level US$ 109,15/Metrik Ton (MT) pada penutupan perdagangan hari Rabu (17/10/2018).

Harga si batu hitam masih cenderung bergerak stabil, pasca bergerak cukup volatil pada beberapa waktu terakhir. Sentimen yang ada memang masih cenderung netral.

Sentimen positif kenaikan permintaan jelang musim dingin masih mampu dinetralkan oleh kebijakan impor batu bara China yang semakin ketat.



Pada awal November mendatang, musim dingin akan menyapu dataran China, bahkan dengan cuaca yang diperkirakan lebih dingin dari biasanya.Oleh karena itu, kebutuhan listrik untuk pemanas ruangan pun diperkirakan akan melambung.

Pembangkit listrik di China pun ramai-ramai menimbun stoknya, dalam rangka mengantisipasi peningkatan permintaan listrik di musim dingin. Batu bara termal memang masih menjadi sumber energi utama bagi pembangkit listrik di Negeri Tirai Bambu.

Ekspektasi permintaan yang kuat dari importir batu bara terbesar dunia ini lantas mampu memberikan energi bagi pergerakan harga si batu hitam di awal pekan ini.

Meski demikian, sejauh ini tingkat konsumsi batu bara di pembangkit listrik China juga masih cukup lemah. Akibatnya, stok batu bara di 6 pembangkit listrik utama di Negeri per 12 Oktober lalu, tercatat meningkat 2,4% dibandingkan 2 pekan sebelumnya, hingga menembus angka 15,06 juta ton.

Peningkatan stok justru menjadi sentimen negatif bagi pergerakan harga batu bara, setidaknya untuk jangka pendek.

Selain itu,pembatasan impor batu bara di Negeri Panda masih menjadi pemberat harga batu bara. Pertengahan pekan lalu, pemerintah China memutuskan untuk memperpanjang pembatasan impor batu bara hingga akhir tahun 2018, mengutip laporan dari Shanghai Securities News, seperti dilansir dari Reuters.

BACA: Dibayangi Kebijakan Impor China, Harga Batu Bara Turun (Lagi)

Impor batu bara di sepanjang tahun 2018 ditetapkan tidak boleh melebihi volume impor pada tahun 2017, dalam rangka menjaga harga batu bara domestik tetap tinggi hingga akhir tahun ini.

China mengimpor 199,92 juta ton batu bara pada periode Januari-Agustus 2018, atau 27,86 juta ton lebih banyak dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Artinya, Beijing kini hanya punya jatah impor sebesar 63,03 juta ton untuk September-Desember 2018.

Secara rata-rata, jatah impor batu bara China "hanya" 15,76 juta ton per bulan hingga penghujung tahun ini, atau 7 juta ton lebih sedikit dari rata-rata impor bulanan pada 2017. Potensi hilangnya porsi permintaan dari negara importir batu bara terbesar di dunia tersebut, lantas kembali menekan pergerakan harga.

Untuk ke depannya, harga batu bara diperkirakan masih akan tertekan. Pasalnya, kemarin China's National Climate Center justru memroyeksikan bahwa musim dingin yang akan datang akan lebih hangat dari biasanya. Bertolak belakang dari estimasi yang muncul sebelumnya.

Akibatnya, konsumsi batu bara di musim dingin bisa tidak sekuat yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini lantas bisa menekan harga ke depannya.

(TIM RISET CNBC INDONESIA)

(RHG/gus) Next Article Telisik Penyebab Harga Batu Bara Tak Lagi Membara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular