Hari Ini Indah Buat Rupiah
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 October 2018 17:00

Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 526,34 miliar dan mengantar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 1,17%. Sedangkan di pasar obligasi pemerintah, masuknya arus modal ditandai dengan penurunan imbal hasil (yield).
Untuk obligasi seri acuan tenor 10 tahun, yield turun cukup drastis yaitu 11,5 basis poin (bps) ke 8,738%. Yield yang turun berarti harga instrumen ini sedang naik akibat tingginya permintaan.
Investor begitu bernafsu masuk ke pasar keuangan Indonesia karena koreksi yang sudah cukup dalam membuat harga aset menjadi murah. Sejak awal Oktober, IHSG masih terkoreksi 1,81% yang membuat harga saham di Bursa Efek Indonesia lebih terjangkau.
Sementara yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun sejak awal Oktober sudah menanjak 71,2 bps dan sempat menyentuh level tertinggi sejak Januari 2015. Artinya harga instrumen ini sudah 'terbanting' habis-habisan.
Tergoda oleh harga aset yang sudah murah, investor (termasuk asing) melakukan aksi borong baik di pasar saham maupun obligasi. Akibatnya, rupiah pun perkasa karena ditopang arus hot money yang begitu deras.
Tidak hanya itu, rupiah juga terbantu oleh intervensi Bank Indonesia (BI). Hari ini, bank sentral aktif di pasar valas dan obligasi pemerintah dalam rangka stabilisasi rupiah.
"BI sudah di market. Mekanisme pasar di pasar valas berjalan semakin baik," kata Nanang Hendarsah, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI.
Berkat aliran hot money dan intervensi BI, rupiah menjalani hari yang cerah. Rupiah bukan sekedar menguat, tapi menjadi terbaik di Asia dan mampu perkasa di tengah gelombang penguatan dolar AS yang terjadi secara global.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Untuk obligasi seri acuan tenor 10 tahun, yield turun cukup drastis yaitu 11,5 basis poin (bps) ke 8,738%. Yield yang turun berarti harga instrumen ini sedang naik akibat tingginya permintaan.
Investor begitu bernafsu masuk ke pasar keuangan Indonesia karena koreksi yang sudah cukup dalam membuat harga aset menjadi murah. Sejak awal Oktober, IHSG masih terkoreksi 1,81% yang membuat harga saham di Bursa Efek Indonesia lebih terjangkau.
Tergoda oleh harga aset yang sudah murah, investor (termasuk asing) melakukan aksi borong baik di pasar saham maupun obligasi. Akibatnya, rupiah pun perkasa karena ditopang arus hot money yang begitu deras.
Tidak hanya itu, rupiah juga terbantu oleh intervensi Bank Indonesia (BI). Hari ini, bank sentral aktif di pasar valas dan obligasi pemerintah dalam rangka stabilisasi rupiah.
"BI sudah di market. Mekanisme pasar di pasar valas berjalan semakin baik," kata Nanang Hendarsah, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI.
Berkat aliran hot money dan intervensi BI, rupiah menjalani hari yang cerah. Rupiah bukan sekedar menguat, tapi menjadi terbaik di Asia dan mampu perkasa di tengah gelombang penguatan dolar AS yang terjadi secara global.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular