Internasional

Permintaan Global Bond Tinggi, Aset Turki Masih Menarik?

Roy Franedya, CNBC Indonesia
17 October 2018 17:18
Sebelum turki dilanda aksi aset besar-besaran yang membuat nilai tukar lira anjlok.
Foto: REUTERS/Umit Bektas
Jakarta, CNBC Indonesia - Obligasi pemerintah Turki masih menarik di mata investor. Buktinya, Turki baru saja menerima tawaran senilai US$6 miliar atau setara Rp 91,2 triliun (asumsi US$1 = 15.200) atas obligasi global negara bertenor lima tahun.

Tawaran ini menunjukkan global bond Turki mengalami oversubscribed tiga kali. Global bond ini akan jatuh tempo pada Desember 2023 dengan yield 7,5%.

Hal ini menunjukkan Turki masih memiliki akses ke pasar modal internasional dan akan memungkinkan negara mengumpulkan dana investor dengan harga yang lebih baik.

"60% obligasi telah dijual kepada investor di AS, 23% di Inggris, 11% di Eropa lainnya, 5% di Turki, dan 1% di wilayah lain," ujar kementerian keuangan Turki dalam keterangan resminya, Rabu (17/10/2018) seperti dilansir dari CNBC International.

"Ini akan memberikan patokan bagi bank/perusahaan untuk mengakses kembali pasar modal internasional," Timothy Ash, seorang ahli strategi pasar berkembang di Bluebay Asset Management.

Timothy Ash mengatakan pemerintah Turki akan melihat ini sebagai "titik balik krisis dan patokan bagi perusahaan dan bank untuk datang ke pasar modal untuk mengamankan likuiditas dolar."

Turki menunjuk Deutsche Bank, Goldman Sachs dan Societe Generale sebagai penasihat penjualan obligasi lima tahun ini yang jadi penjualan obligasi ketiga tahun 2018.

Pada bulan Januari, Turki menerbitkan obligasi global sebesar US$2 miliar yang menawarkan yield 5,2% kepada investor. Selanjutnya pada April diterbitkan lagi obligasi dolar US$2 miliar dengan yield 6,2%.

Beberapa bulan terakhir, Turki dilanda aksi jual aset dalam jumlah besar karena investor khawatir akan independensi bank sentral setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan menyatakan ingin suku bunga murah guna dorong perekonomian. Mata uang Turki telah jatuh sekitar 40% terhadap greenback tahun ini.

[Gambas:Video CNBC]


(roy/prm) Next Article Tenangkan Investor, Turki Siapkan Rencana Penyelamatan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular