Campur Tangan BI dan Hot Money Jadikan Rupiah Juara Asia

17 October 2018 14:12
Campur Tangan BI dan Hot Money Jadikan Rupiah Juara Asia
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia- Siang ini kurs rupiah sedang diliputi angin segar, seiring penguatannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang tertinggi di Asia. Kondisi ini ditengarai akibat intervensi dari Bank Indonesia (BI) dalam rangka stabilitasi nilai tukar.

Pada Rabu (17/10/2018) Pukul 13:31 WIB, US$ 1 ditransaksikan di level Rp 15.185 di pasar spot. Rupiah menguat 0,07% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.



Penguatan ini sedikit spesial. Pasalnya, Dollar Index yang menggambarkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama justru sedang menguat 0,13%.



Imbas dari penguatan ini, memukul mayoritas mata uang asia terkecuali rupiah, ringgit, yen dan dolar Singapura. Berikut data perdagangan yang dikutip dari Reuters hingga pukul 13:34 WIB:

Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang112.240,01
Yuan China6.92(0,15)
Won Korsel1,125.65(0,23)
Dolar Taiwan30.81(0,11)
Rupee India73.47(0,02)
Dolar Singapura1.370,05
Ringgit Malaysia4.150,04
Bath Thailand32.45(0,18)
Peso Filipina53.87(0,09)


Penguatan dolar AS terjadi jelang rilis notulensi rapat (minutes of meeting) The Federal Reserve/The Fed edisi September malam ini waktu Indonesia. Keputusan Jerome Powell dan kolega memang sudah diketahui yaitu menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 2-2,25% atau media 2,125%.
 
Namun investor ingin mengetahui dinamika dalam rapat tersebut. Jika The Fed semakin optimistis dengan perkembangan ekonomi AS, maka kenaikan suku bunga secara gradual tetap akan menjadi kebijakan utama.
 
The Fed telah menaikkan suku bunga acuan tiga kali sejak awal tahun dan ada sinyal kuat akan menaikkan sekali lagi pada Desember mendatang. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas kenaikan Federal Funds Rate sebesar 25 bps pada rapat 19 Desember adalah 77,3%. 
 
Prospek kenaikan suku bunga acuan yang semakin kuat, menjadi kabar buruk bagi mata uang global. Dolar AS akan semakin digdaya dan sulit dikalahkan.
 
Namun pada hari ini, mata uang di Asia Tenggara khususnya rupiah berhasil menguat. Keberhasilan rupiah menguat disinyalir akibat adanya campur tangan BI.
 
Seperti yang dikatakan Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo, bahwa prioritas utama bank sentral adalah menjaga stabilitas nilai tukar. Terlebih dalam sepuluh hari perdagangan kemarin, kurs rupiah berada di level Rp 15.200/US$.
 
Bentuk campur tangan BI sepertinya dilakukan dengan membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. Hal ini terlihat dari pergerakan imbal hasi (yield) dari beberapa SBN yang mengalami penurunan.
 

Penurunan yield mengindikasikan bahwa harga obligasi naik karena tingginya permintaan di pasar. Bisa jadi BI merupakan salah satu pembelinya.
 
Selain itu, faktor lain yang bisa jadi faktor menguat yaitu aliran hot money di pasar saham. Hingga pukul 13:46 WIB, aksi beli bersih (net buy) investor asing mencapai Rp 266,32 miliar.
 
Kondisi-kondisi inilah yang jadi bahan bakar bagi rupiah untuk melawan kedigdayaan dolar AS, sehingga mampu menguat dan meraih peringkat terbaik di Asia untuk saat ini.



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular