Campur Tangan BI dan Hot Money Jadikan Rupiah Juara Asia

17 October 2018 14:12
Gerilya BI dan Aliran Hot Money Tolong rupiah
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Penguatan dolar AS terjadi jelang rilis notulensi rapat (minutes of meeting) The Federal Reserve/The Fed edisi September malam ini waktu Indonesia. Keputusan Jerome Powell dan kolega memang sudah diketahui yaitu menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 2-2,25% atau media 2,125%.
 
Namun investor ingin mengetahui dinamika dalam rapat tersebut. Jika The Fed semakin optimistis dengan perkembangan ekonomi AS, maka kenaikan suku bunga secara gradual tetap akan menjadi kebijakan utama.
 
The Fed telah menaikkan suku bunga acuan tiga kali sejak awal tahun dan ada sinyal kuat akan menaikkan sekali lagi pada Desember mendatang. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas kenaikan Federal Funds Rate sebesar 25 bps pada rapat 19 Desember adalah 77,3%. 
 
Prospek kenaikan suku bunga acuan yang semakin kuat, menjadi kabar buruk bagi mata uang global. Dolar AS akan semakin digdaya dan sulit dikalahkan.
 
Namun pada hari ini, mata uang di Asia Tenggara khususnya rupiah berhasil menguat. Keberhasilan rupiah menguat disinyalir akibat adanya campur tangan BI.
 
Seperti yang dikatakan Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo, bahwa prioritas utama bank sentral adalah menjaga stabilitas nilai tukar. Terlebih dalam sepuluh hari perdagangan kemarin, kurs rupiah berada di level Rp 15.200/US$.
 
Bentuk campur tangan BI sepertinya dilakukan dengan membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. Hal ini terlihat dari pergerakan imbal hasi (yield) dari beberapa SBN yang mengalami penurunan.
 

Penurunan yield mengindikasikan bahwa harga obligasi naik karena tingginya permintaan di pasar. Bisa jadi BI merupakan salah satu pembelinya.
 
Selain itu, faktor lain yang bisa jadi faktor menguat yaitu aliran hot money di pasar saham. Hingga pukul 13:46 WIB, aksi beli bersih (net buy) investor asing mencapai Rp 266,32 miliar.
 
Kondisi-kondisi inilah yang jadi bahan bakar bagi rupiah untuk melawan kedigdayaan dolar AS, sehingga mampu menguat dan meraih peringkat terbaik di Asia untuk saat ini.



TIM RISET CNBC INDONESIA



(alf/alf)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular