
Ada Risiko Likuiditas, Pefindo Revisi Prospek 3 Multifinance
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
17 October 2018 11:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemeringkat PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) merevisi 3 prospek (outlook) perusahaan pembiayaan multifinance menjadi negatif dari sebelumnya stabil.
Head of Financial Institution Rating Division Pefindo Hendro Utomo mengatakan ketiga perusahaan tersebut yakni PT Batavia Prosperindo Finance Indonesia Tbk (BPFI), PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) dan PT Andalan Finance Indonesia.
"Revisi outlook tersebut mencerminkan pandangan Pefindo terhadap meningkatnya risiko likuiditas perusahaan pembiayaan independen," ujar Hendro di Panin Tower, Rabu (17/10/18).
Ia menambahkan, dengan status perusahaan pembiayaan independen atau tanpa relasi, perusahaan ini dinilai mengalami kesulitan untuk mendapatkan pendanaan dari pihak perbankan.
Walaupun perusahaan ini masih memiliki fasilitas kredit yang belum digunakan, fasilitas pinjaman yang bersifat uncommited menyebabkan keputusan pemberian fasilitas pembiayaan jatuh di tangan pihak perbankan.
"Bank dan investor lebih selektif dalam menyalurkan pendanaan ke perusahaan pembiayaan independen, karena kenaikan NPL/Non Performing Loan dan beberapa kasus gagal bayar," tambahnya.
Beberapa kasus yang menimpa perusahaan pembiayaan tersebut diantaranya praktik usaha yang tidak sesuai aturan seperti double pledging, jaminan fiktif dan side streaming.
Sehingga, secara umum keterbatasan pendanaan tersbeut dapat menghambat pertumbuhan usaha dan arus kas dari pembiayaan baru di perusahaan-perusahaan ini.
"Jadi dari sisi pertumbuhannya terganggu, selain itu ada resiko pelemahan kualitas aset dan juga arus kas yang tidak sesuai target yang ditetapkan," ungkap Hendro.
(roy) Next Article Obligasi Jatuh Tempo Rp 110 T, Pefindo: Ada Potensi Default
Head of Financial Institution Rating Division Pefindo Hendro Utomo mengatakan ketiga perusahaan tersebut yakni PT Batavia Prosperindo Finance Indonesia Tbk (BPFI), PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) dan PT Andalan Finance Indonesia.
"Revisi outlook tersebut mencerminkan pandangan Pefindo terhadap meningkatnya risiko likuiditas perusahaan pembiayaan independen," ujar Hendro di Panin Tower, Rabu (17/10/18).
"Bank dan investor lebih selektif dalam menyalurkan pendanaan ke perusahaan pembiayaan independen, karena kenaikan NPL/Non Performing Loan dan beberapa kasus gagal bayar," tambahnya.
Beberapa kasus yang menimpa perusahaan pembiayaan tersebut diantaranya praktik usaha yang tidak sesuai aturan seperti double pledging, jaminan fiktif dan side streaming.
Sehingga, secara umum keterbatasan pendanaan tersbeut dapat menghambat pertumbuhan usaha dan arus kas dari pembiayaan baru di perusahaan-perusahaan ini.
"Jadi dari sisi pertumbuhannya terganggu, selain itu ada resiko pelemahan kualitas aset dan juga arus kas yang tidak sesuai target yang ditetapkan," ungkap Hendro.
(roy) Next Article Obligasi Jatuh Tempo Rp 110 T, Pefindo: Ada Potensi Default
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular