Kronologi Cara Lippo Mendanai Megaproyek Meikarta
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
16 October 2018 15:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Group Lippo pantas diacungi jempol sebagai kelompok usaha properti paling terintegrasi.
Selain karena besaran proyek dan baurannya yang luar biasa luas, induk usaha propertinya yaitu PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) sudah mampu memonetisasi aset propertinya yang tidak likuid menjadi likuid melalui sekuritisasi aset.
Langkah tersebut menunjukkan posisi terdepan Grup Lippo yang sanggup merekayasa keuangan terdepan di antara emiten sektor properti.
Lalu, Grup Lippo memulai proyek ambisiusnya yaitu kota mandiri Meikarta.
Januari 2016
Pada awal 2016, Grup Lippo memulai proyek Meikarta. Promosi dan iklan mulai ramai berseliweran di halaman depan media cetak utama nasional, dengan taksiran total nilai iklan menakjubkan, mencapai Rp 1,5 triliun untuk 2017 saja.
PT Mahkota Sentosa Utama, sebagai pengembang Meikarta, adalah anak usaha dari PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK).
Kota itu akan dikembangkan di atas lahan 500 hektare dengan 100 bangunan gedung dengan ketinggian 35-45 lantai dengan harga jual per apartemen mulai dari Rp 127 juta.
Gedung itu akan dijadikan hunian, strate title, 10 hotel berbintang, pusat belanja, dan area komersial dengan dukungan fasilitas kesehatan, pendidikan, dan tempat ibadah yang nilai pengembangan kotornya (gross development value/GDV) diestimasi mencapai Rp 287 triliun.
Laporan keuangan LPCK per 31 Maret 2018 menunjukkan emiten saham tersebut menggenggam 100% saham Mahkota Sentosa Utama yang memiliki aset Rp 7,68 triliun per kuartal I-2018 dan Rp 6,63 triliun per akhir 2017.
Februari 2017
PT Bowsprit Asset Management, cucu usaha LPKR melalui PT Primakreasi Propertindo, mulai menawarkan DIRE Bowsprit Commercial and Infrastructure dengan target Rp 2,45 triliun.
Dana dari DIRE akan digunakan mengakuisisi lima properti grup tersebut yaitu Berita Satu Plaza, Manara Matahari, Distribution Center Balaraja, Menara Asia, dan Life Tower.
Bowsprit Asset Management adalah perusahaan baru yang didirikan menggunakan nama PT Graha Dana Dinamika pada 2014 silam dengan fokus pada investasi properti dan infrastruktur.
REITS/DIRE adalah produk yang menghimpun dana dari investor untuk dibelikan aset properti dan kemudian keuntungan dari investasi properti itu akan dibagikan kepada pemilik unit Reits/DIRE tadi.
Dana yang didapat pengembang dari penjualan aset propertinya kepada Reits/DIRE dapat dimanfaatkan untuk pengembangan properti yang lain, sehingga asetnya yang semula tidak likuid menjadi likuid.
Keuntungan yang didapatkan investor berasal dari pembayaran uang kontrak penyewa toko/lahan di properti tersebut.
Grup Lippo sudah mulai menjual mensekuritisasi aset layanan kesehatannya dengan produk First Reits sejak 2006 dan properti mal-nya dengan produk Lippo Mall Indonesia Retail (LMIR) Trust.
Pencatatan kedua reits di Bursa Singapura itu bahkan lebih dulu daripada payung hukum produk serupa di Indonesia yaitu dana investasi real estat (DIRE) pada Desember 2007.
Dari manajemen aset propertinya tersebut, LPKR dalam laporan keuangannya per Maret 2018 memiliki aset keuangan yang tersedia untuk dijual senilai Rp 5,24 triliun, terdiri dari LMIR Trust Rp 3,4 triliun dan First Reits Rp 1,83 triliun.
Dari sisi pemasukan, LPKR juga mampu mencatatkan omzet Rp 113,67 miliar dari pengelolaan properti dan portofolio, terutama yang disumbang dari sekuritisasi LMIR Trust dan First Reits.
Agustus 2017
Promosi penjualan apartemen Meikarta yang diwarnai hiruk pikuk iklan di media cetak maupun televisi mulai menemui ganjalan.
Izin pembangunan untuk proyek seluas 500 hektare tersebut disebut baru memiliki izin bangun untuk areal seluas 84,6 hektare, sisanya adalah izin penggunaan lahan saja.
Karena itu, Pemprov Jawa Barat pernah mengirimkan surat kepada pengembang Meikarta untuk menghentikan sementara pembangunan.
Oktober 2017
Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, memastikan semua perizinan dan kepemilikan tanah atas Meikarta tidak ada masalah.
Pernyataan itu disampaikan Luhut dalam acara tutup atap (topping-off) dua menara apartemen Meikarta yang sudah jadi.
Luhut juga menekankan agar masyarakat tidak cepat berburuk sangka terhadap proyek Meikarta. Maret 2018
Pada Maret tahun ini, peringkat REITs kedua Grup Lippo tersebut diturunkan lembaga pemeringkat internasional yaitu Moody's Investors Service ke peringkat tak layak investasi (non-investment grade) Ba1, atau biasa dikenal sebagai junk (sampah).
Sebelumnya, surat berharga tersebut mendapat peringkat layak investasi (investment-grade) pada Baa3.
Peringkat itu diturunkan setelah Moody's melakukan pengkajian sejak 21 Desember 2017, didorong oleh menurunnya kualitas kredit pada beberapa entitas bisnis kunci di grup Lippo yang menyumbang sepertiga pemasukan LMIRT.
Prospek peringkat (outlook) kredit produk sekuritisasi tersebut juga diturunkan menjadi negatif, yang berarti peringkat produk tersebut dapat turun lagi dalam waktu dekat jika tidak ada perbaikan signifikan.
Outlook negatif itu juga dikaitkan dengan eksposur keuangan Grup Lippo karena kualitas kredit perusahaan kunci di grup tersebut memburuk, yaitu PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR, B1, outlook negatif) dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA, B1, outlook stabil).
April 2018
Sayangnya, Meikarta sempat diterpa isu negatif lain yaitu berhentinya pekerjaan konstruksi di lapangan pada akhir April.
Manajemen Grup Lippo langsung membantah isu tersebut dan menyatakan proyek raksasanya berjalan sesuai rencana, dan target 32 menara dapat rampung pada Desember 2018 serta serah terima pada Maret 2019 akan tercapai.
Hampir bersamaan, Bowsprit Asset Management kembali menawarkan produk DIRE Bowsprit Commercial and Infrastructure setelah gagal diterbitkan tahun lalu dengan target dana yang lebih kecil yaitu Rp 1,19 triliun.
September 2018
Bowsprit Asset Managament berpotensi menjadi penerbit dana investasi infrastruktur (Dinfra) pertama di Indonesia dengan penerbitan produk yang bernama Dinfra Bowsprit Township Development.
Produk tersebut rencananya akan dipasarkan kepada investor dan dapat meraup dana hingga Rp 750 miliar.
Penerbitan Dinfra tematik tersebut dapat menjadi alternatif pendanaan bagi proyek Meikarta yang memiliki tema serupa.
Meskipun demikian, hingga saat ini belum tampak kegiatan pemasaran Dinfra perdana Indonesia tersebut di pasar modal.
Oktober 2018
Pengembang Meikarta yaitu Mahkota Sentosa Utama menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) perdananya pada awal Oktober.
Namun, nilai penerbitan MTN pertamanya itu sangat kecil yaitu Rp 4,8 miliar.
Bertindak sebagai kustodian MTN Mahkota Sentosa Utama adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dan Bowsprit Asset Management sebagai manajer investasi penerbitan efek itu.
Kemungkinan besar, Bowsprit Asset Management akan menggunakan MTN itu untuk menjadi dasar produk DIRE atau reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) yang akan mendanai proyek Meikarta.
Semalam, terjadi penangkapan melalui operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap manajemen Grup Lippo dan pejabat Pemkab Bekas serta beberapa pihak lain terkait dengan proyek Meikarta.
Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin dan petinggi Grup Lippo Billy Sindoro jadi tersangka, dengan dana Rp 13 miliar sebagai barang bukti suap perizinan pembangunan lahan seluas 84,6 hektare di Meikarta.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Tersandung Kasus Suap, Penjualan Meikarta akan Terganggu
Selain karena besaran proyek dan baurannya yang luar biasa luas, induk usaha propertinya yaitu PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) sudah mampu memonetisasi aset propertinya yang tidak likuid menjadi likuid melalui sekuritisasi aset.
Langkah tersebut menunjukkan posisi terdepan Grup Lippo yang sanggup merekayasa keuangan terdepan di antara emiten sektor properti.
Januari 2016
Pada awal 2016, Grup Lippo memulai proyek Meikarta. Promosi dan iklan mulai ramai berseliweran di halaman depan media cetak utama nasional, dengan taksiran total nilai iklan menakjubkan, mencapai Rp 1,5 triliun untuk 2017 saja.
PT Mahkota Sentosa Utama, sebagai pengembang Meikarta, adalah anak usaha dari PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK).
Kota itu akan dikembangkan di atas lahan 500 hektare dengan 100 bangunan gedung dengan ketinggian 35-45 lantai dengan harga jual per apartemen mulai dari Rp 127 juta.
Gedung itu akan dijadikan hunian, strate title, 10 hotel berbintang, pusat belanja, dan area komersial dengan dukungan fasilitas kesehatan, pendidikan, dan tempat ibadah yang nilai pengembangan kotornya (gross development value/GDV) diestimasi mencapai Rp 287 triliun.
Laporan keuangan LPCK per 31 Maret 2018 menunjukkan emiten saham tersebut menggenggam 100% saham Mahkota Sentosa Utama yang memiliki aset Rp 7,68 triliun per kuartal I-2018 dan Rp 6,63 triliun per akhir 2017.
Februari 2017
PT Bowsprit Asset Management, cucu usaha LPKR melalui PT Primakreasi Propertindo, mulai menawarkan DIRE Bowsprit Commercial and Infrastructure dengan target Rp 2,45 triliun.
Dana dari DIRE akan digunakan mengakuisisi lima properti grup tersebut yaitu Berita Satu Plaza, Manara Matahari, Distribution Center Balaraja, Menara Asia, dan Life Tower.
Bowsprit Asset Management adalah perusahaan baru yang didirikan menggunakan nama PT Graha Dana Dinamika pada 2014 silam dengan fokus pada investasi properti dan infrastruktur.
REITS/DIRE adalah produk yang menghimpun dana dari investor untuk dibelikan aset properti dan kemudian keuntungan dari investasi properti itu akan dibagikan kepada pemilik unit Reits/DIRE tadi.
Dana yang didapat pengembang dari penjualan aset propertinya kepada Reits/DIRE dapat dimanfaatkan untuk pengembangan properti yang lain, sehingga asetnya yang semula tidak likuid menjadi likuid.
Keuntungan yang didapatkan investor berasal dari pembayaran uang kontrak penyewa toko/lahan di properti tersebut.
Grup Lippo sudah mulai menjual mensekuritisasi aset layanan kesehatannya dengan produk First Reits sejak 2006 dan properti mal-nya dengan produk Lippo Mall Indonesia Retail (LMIR) Trust.
Pencatatan kedua reits di Bursa Singapura itu bahkan lebih dulu daripada payung hukum produk serupa di Indonesia yaitu dana investasi real estat (DIRE) pada Desember 2007.
Dari manajemen aset propertinya tersebut, LPKR dalam laporan keuangannya per Maret 2018 memiliki aset keuangan yang tersedia untuk dijual senilai Rp 5,24 triliun, terdiri dari LMIR Trust Rp 3,4 triliun dan First Reits Rp 1,83 triliun.
Dari sisi pemasukan, LPKR juga mampu mencatatkan omzet Rp 113,67 miliar dari pengelolaan properti dan portofolio, terutama yang disumbang dari sekuritisasi LMIR Trust dan First Reits.
Agustus 2017
Promosi penjualan apartemen Meikarta yang diwarnai hiruk pikuk iklan di media cetak maupun televisi mulai menemui ganjalan.
Izin pembangunan untuk proyek seluas 500 hektare tersebut disebut baru memiliki izin bangun untuk areal seluas 84,6 hektare, sisanya adalah izin penggunaan lahan saja.
Karena itu, Pemprov Jawa Barat pernah mengirimkan surat kepada pengembang Meikarta untuk menghentikan sementara pembangunan.
Oktober 2017
Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, memastikan semua perizinan dan kepemilikan tanah atas Meikarta tidak ada masalah.
Pernyataan itu disampaikan Luhut dalam acara tutup atap (topping-off) dua menara apartemen Meikarta yang sudah jadi.
Luhut juga menekankan agar masyarakat tidak cepat berburuk sangka terhadap proyek Meikarta. Maret 2018
Pada Maret tahun ini, peringkat REITs kedua Grup Lippo tersebut diturunkan lembaga pemeringkat internasional yaitu Moody's Investors Service ke peringkat tak layak investasi (non-investment grade) Ba1, atau biasa dikenal sebagai junk (sampah).
Sebelumnya, surat berharga tersebut mendapat peringkat layak investasi (investment-grade) pada Baa3.
Peringkat itu diturunkan setelah Moody's melakukan pengkajian sejak 21 Desember 2017, didorong oleh menurunnya kualitas kredit pada beberapa entitas bisnis kunci di grup Lippo yang menyumbang sepertiga pemasukan LMIRT.
Prospek peringkat (outlook) kredit produk sekuritisasi tersebut juga diturunkan menjadi negatif, yang berarti peringkat produk tersebut dapat turun lagi dalam waktu dekat jika tidak ada perbaikan signifikan.
Outlook negatif itu juga dikaitkan dengan eksposur keuangan Grup Lippo karena kualitas kredit perusahaan kunci di grup tersebut memburuk, yaitu PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR, B1, outlook negatif) dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA, B1, outlook stabil).
April 2018
Sayangnya, Meikarta sempat diterpa isu negatif lain yaitu berhentinya pekerjaan konstruksi di lapangan pada akhir April.
Manajemen Grup Lippo langsung membantah isu tersebut dan menyatakan proyek raksasanya berjalan sesuai rencana, dan target 32 menara dapat rampung pada Desember 2018 serta serah terima pada Maret 2019 akan tercapai.
Hampir bersamaan, Bowsprit Asset Management kembali menawarkan produk DIRE Bowsprit Commercial and Infrastructure setelah gagal diterbitkan tahun lalu dengan target dana yang lebih kecil yaitu Rp 1,19 triliun.
September 2018
Bowsprit Asset Managament berpotensi menjadi penerbit dana investasi infrastruktur (Dinfra) pertama di Indonesia dengan penerbitan produk yang bernama Dinfra Bowsprit Township Development.
Produk tersebut rencananya akan dipasarkan kepada investor dan dapat meraup dana hingga Rp 750 miliar.
Penerbitan Dinfra tematik tersebut dapat menjadi alternatif pendanaan bagi proyek Meikarta yang memiliki tema serupa.
Meskipun demikian, hingga saat ini belum tampak kegiatan pemasaran Dinfra perdana Indonesia tersebut di pasar modal.
Oktober 2018
Pengembang Meikarta yaitu Mahkota Sentosa Utama menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) perdananya pada awal Oktober.
Namun, nilai penerbitan MTN pertamanya itu sangat kecil yaitu Rp 4,8 miliar.
Bertindak sebagai kustodian MTN Mahkota Sentosa Utama adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dan Bowsprit Asset Management sebagai manajer investasi penerbitan efek itu.
Kemungkinan besar, Bowsprit Asset Management akan menggunakan MTN itu untuk menjadi dasar produk DIRE atau reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) yang akan mendanai proyek Meikarta.
Semalam, terjadi penangkapan melalui operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap manajemen Grup Lippo dan pejabat Pemkab Bekas serta beberapa pihak lain terkait dengan proyek Meikarta.
Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin dan petinggi Grup Lippo Billy Sindoro jadi tersangka, dengan dana Rp 13 miliar sebagai barang bukti suap perizinan pembangunan lahan seluas 84,6 hektare di Meikarta.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Tersandung Kasus Suap, Penjualan Meikarta akan Terganggu
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular