Rincian Utang Luar Negeri Indonesia yang Tembus Rp 5.410 T
Herdaru Purnomo,
CNBC Indonesia
16 October 2018 10:49
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) merilis data terbaru utang luar negeri Indonesia yang mencapai US$ 360,7 miliar atau sekitar Rp 5.410 triliun (US$ 1 = Rp 15.000).Â
Angka ini meningkat sekitar US$ 17,56 miliar atau Rp 263,4 triliun dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnyaÂ
Sementara dibandingkan bulan Juli 2018, angka ini meningkat sekitar US$ 2,7 miliar atau Rp 40,5 triliun. Berdasarkan rincian yang diberikan, diketahui total utang pemerintah pusat mencapai US$ 178,12 miliar atau Rp 2671,8 triliun dan bank sentral mencapai US$ 3,18 miliar atau Rp 47,7 triliun. lalu utang pihak swasta mencapai US$ 179,42 miliar atau sekitar Rp 2691,3 triliunÂ
Selanjutnya, jika kita elaborasi negara yang menjadi kreditor terbesar, Singapura jadi juaranya dengan total mencapai US$ 57,80 miliar. Â
Data di atas memperlihatkan, kreditor terbesar Indonesia berasal dari negara-negara yang berada di kawasan Asia. Selain Singapura, ada negara-negara seperti Jepang, Tiongkok hingga hongkong yang memberikan jumlah utang terbesar. Â
Sementara itu, rasio utang luar negeri Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto pada kuartal II-2018 turun tipis ke level 34,34% dari sebelumnya 34,39% di periode yang sama tahun sebelumnya.Â
(alf/alf) Next Article Swasta Dorong UMKM Melek Digital, Kemendag: Ini Tugas Bersama
Angka ini meningkat sekitar US$ 17,56 miliar atau Rp 263,4 triliun dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnyaÂ
Selanjutnya, jika kita elaborasi negara yang menjadi kreditor terbesar, Singapura jadi juaranya dengan total mencapai US$ 57,80 miliar. Â
Data di atas memperlihatkan, kreditor terbesar Indonesia berasal dari negara-negara yang berada di kawasan Asia. Selain Singapura, ada negara-negara seperti Jepang, Tiongkok hingga hongkong yang memberikan jumlah utang terbesar. Â
Sementara itu, rasio utang luar negeri Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto pada kuartal II-2018 turun tipis ke level 34,34% dari sebelumnya 34,39% di periode yang sama tahun sebelumnya.Â
Mari kita perdalam masing-masing besaran utang dari beberapa pihak dimulai dari pemerintah.
Â
Dari jumlah utang senilai US$ 178,12 miliar didominasi dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN). Per Agustus 2018, jumlah SBN yang diterbitkan mencapai US$ 122,71 miliar dengan rincian SBN Internasional mencapai US$ 64,54 miliar dan SBN Domestik sebesar US$ 58,17 miliar
Â
Â
Angka penerbitan SBN meningkat US$ 6,41 miliar dibandingkan periode Agustus 2017. Yang menarik, porsi SBN international juga meningkat sehingga sejak Maret 2018,lebih mendominasi dibandingkan SBN domestik.
Â
Di sisi pos pinjaman, utang pemerintah mencapai US$ 54,39 miliar dengan rincian terbesar berasal dari pinjaman multilateral diikuti dari pos bilateral dan komersial
Â
Â
Sementara berdasarkan organisasi donor, utang terbesar pemerintah berasal dari lembaga International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) yang berafiliasi dengan World Bank.
Â
Â
Posisi selanjutnya ada Asian Development Bank (ADB) diikuti International Development Association (IDA) yang juga berafiliasi dengan World Bank dan Islamic Development Bank (IDB).
Â
Dari pos bunga utang, pada Agustus 2018 pemerintah mencicil bunga utang US$ 96 juta atau Rp 1,44 triliun. Angka ini lebih rendah dibandingkan periode Juli 2018 yang sebesar US$ 788 juta atau Rp 11,82 triliun.
Â
Selanjutnya kita bahas dari pihak swasta. Berdasarkan data yang dirilis oleh BI, diketahui utang perusahaan non-lembaga keuangan lebih tinggi dibandingkan lembaga keuangan Â
Pada periode Agustus 2018, utang perusahaan non-lembaga keuangan mencapai US$ 136,43 miliar dan lembaga keuangan mencapai US$ 42,99 miliar  Kreditor terbesar swasta nyatanya masih berasal dari negara-negara di kawasan Asia seperti Singapura, Tiongkok hingga hongkong. Â
Lalu menurut tujuan penggunaanya, porsi terbesar digunakan untuk pos modal kerja dan investasi diikuti oleh refinancing dan lain-lain.
  Â
Pada periode Agustus 2018, utang perusahaan non-lembaga keuangan mencapai US$ 136,43 miliar dan lembaga keuangan mencapai US$ 42,99 miliar  Kreditor terbesar swasta nyatanya masih berasal dari negara-negara di kawasan Asia seperti Singapura, Tiongkok hingga hongkong. Â
Lalu menurut tujuan penggunaanya, porsi terbesar digunakan untuk pos modal kerja dan investasi diikuti oleh refinancing dan lain-lain.
  Â
(alf/alf) Next Article Swasta Dorong UMKM Melek Digital, Kemendag: Ini Tugas Bersama