
IHSG Dibuka Hijau Mengekor Bursa Asia
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
16 October 2018 09:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan dengan kenaikan 0,19% ke Level 5.737. IHSG menguat seirama dengan bursa utama Asia yang menghijau. Indeks Nikkei pada awal perdagangan menguat 0,28%, Hang Seng naik 0,71%, Kospi menanjak 0,46% dan indeks ASX 200 meloncat 0,54%.
Sementara itu, kontroversi seputar wartawan Arab Saudi yang hilang Jamal Khashoggi masih tetap menjadi fokus, pasar prihatin tentang dampak yang mungkin terjadi pada harga minyak.
Di pasar minyak mentah Asia pada perdagangan pagi, terlihat peningkatan harga. Kontrak berjangka minyak mentah Brent meningkat 0,11 persen menjadi $ 80,87 per barel, sementara kontrak berjangka minyak mentah AS (WTI) naik tipis menjadi $ 71,8 per barel.
Dari pergerakan sektor IHSG, sektor berkapitalisasi besar seperti konsumer nampak hijau pagi hari ini, namun sektor keuangan agak sedikit mengendur dengan pelemahan tipis, hal ini dipengaruhi oleh rupiah yang kembali melemah dihadapan dolar AS. Hingga pukul 09:00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp 15.210 di pasar spot. Rupiah melemah 0,07% dibandingkan penutupan kemarin.
Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengumumkan surplus neraca perdagangan berpotensi mengerek IHSG pada zona hijau hari ini. Ekspor periode September 2018 tercatat US$ 14,83 miliar atau tumbuh 1,7% year-on-year (YoY). Meski kinerja ekspor kurang meyakinkan, tetapi impor pun tertekan. Pada September, nilai impor adalah US$ 14,6 miliar atau tumbuh 14,18% YoY.
Hal itu kami perkirakan akan memberi angin segar bagi IHSG pada hari ini mengingat angkanya di atas konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia. Berdasarkan hasil konsensus, memperkirakan pertumbuhan ekspor pada September sebesar 7,44% YoY, impor tumbuh 25,85% YoY, dan neraca perdagangan defisit US$ 600 juta.
(yam/ray) Next Article Rupiah Menguat, IHSG Pede Reli Hari Ini
Sementara itu, kontroversi seputar wartawan Arab Saudi yang hilang Jamal Khashoggi masih tetap menjadi fokus, pasar prihatin tentang dampak yang mungkin terjadi pada harga minyak.
Di pasar minyak mentah Asia pada perdagangan pagi, terlihat peningkatan harga. Kontrak berjangka minyak mentah Brent meningkat 0,11 persen menjadi $ 80,87 per barel, sementara kontrak berjangka minyak mentah AS (WTI) naik tipis menjadi $ 71,8 per barel.
Dari pergerakan sektor IHSG, sektor berkapitalisasi besar seperti konsumer nampak hijau pagi hari ini, namun sektor keuangan agak sedikit mengendur dengan pelemahan tipis, hal ini dipengaruhi oleh rupiah yang kembali melemah dihadapan dolar AS. Hingga pukul 09:00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp 15.210 di pasar spot. Rupiah melemah 0,07% dibandingkan penutupan kemarin.
Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengumumkan surplus neraca perdagangan berpotensi mengerek IHSG pada zona hijau hari ini. Ekspor periode September 2018 tercatat US$ 14,83 miliar atau tumbuh 1,7% year-on-year (YoY). Meski kinerja ekspor kurang meyakinkan, tetapi impor pun tertekan. Pada September, nilai impor adalah US$ 14,6 miliar atau tumbuh 14,18% YoY.
Hal itu kami perkirakan akan memberi angin segar bagi IHSG pada hari ini mengingat angkanya di atas konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia. Berdasarkan hasil konsensus, memperkirakan pertumbuhan ekspor pada September sebesar 7,44% YoY, impor tumbuh 25,85% YoY, dan neraca perdagangan defisit US$ 600 juta.
(yam/ray) Next Article Rupiah Menguat, IHSG Pede Reli Hari Ini
Most Popular