
IHSG Hari Ini Dibuka Meyakinkan, Naik 0,28%

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (31/5/23) dibuka menguat 0,28% menjadi 6.654,84. Aktivitas ekonomi AS yang menguat memberikan sinyal yang positif, sedangkan aktivitas manufaktur China yang mengalami kontraksi dapat memberikan tekanan pada pasar saham Indonesia
Pada pukul 09.03, IHSG menguat tipis 0,07% ke level 6.641,05. Perdagangan menunjukkan terdapat 168 saham turun, 155 saham naik sementara 226 lainnya mendatar.
Perdagangan juga mencatatkan sebanyak 793 juta saham terlibat dengan nilai perdagangan baru mencapai Rp 455 miliar.
Aktivitas ekonomi Amerika Serikat kembali bergairah setelah rilis data-data ekonomi makro. Indeks harga rumah AS tumbuh 3,6% yoy pada Maret 2023. Meskipun sedikit melambat dari bulan sebelumnya, tapi tumbuh lebih tinggi dari konsensus sebesar 2,4% yoy.
Sementara itu Indeks Keyakinan Konsumen AS yang diperkirakan akan masuk zona pesimis pada Mei, tampak bertahan di zona optimis yakni 102,3.
Indikasi bahwa ekonomi Amerika Serikat yang masih solid tersebut diterjemahkan oleh para pelaku pasar akan menjadi peluang bagi bank sentral AS (Federal Reserves/The Fed) kembali menaikkan suku bunga pada pertemuan 14 Juni 2023 sebesar 25 basis poin ke 5,25%-5,5%.
Berdasarkan perangkat Fedwatch, keyakinan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga melonjak menjadi sebesar 68,8%. Jumlah ini berbanding dari pekan lalu di mana para pelaku pasar masih optimis The Fed tidak akan menaikkan suku bunga.
Semakin tinggi suku bunga, maka risiko Amerika Serikat mengalami resesi semakin besar.
Selain itu, Siang ini akan ada rilis data manufaktur China oleh NBS yang diperkirakan masih berada di zona kontraksi.
Berdasarkan konsensus yang dihimpun oleh Trading Economics, manufaktur China akan berada di level 49,4. Jika terjadi sesuai perkirakan, ini akan menjadi bulan kedua berturut-turut aktivitas manufaktur China berada di zona kontraksi.
Aktivitas manufaktur memiliki titik tengah di 50, di bawah angka tersebut yakni zona kontraksi. Sedangkan di atas level 50 adalah level ekspansi.
Rilis data ini dapat mempengaruhi gerak pasar saham Indonesia karena China adalah mitra dagang utama Indonesia. Sehingga jika aktivitas manufaktur China lesu akan berpengaruh terhadap ekspor dan impor barang.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat