Rupiah Lolos dari Zona Merah, Ada Campur Tangan BI?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 October 2018 17:09
Sentimen Positif Banjiri Dolar AS
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Dolar AS memang tengah diliputi sentimen positif. Pertama, kemungkinan investor melihat dampak perang dagang AS vs China semakin jelas dan potensi perlambatan ekonomi dunia kian terpampang. Setidaknya hal itu sudah diakui oleh Yi Gang, Gubernur Bank Sentral China (PBoC).

Berbicara dalam seminar di sela-sela Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia, Yi menyebutkan bahwa perang dagang sangat merugikan bagi Negeri Tirai Bambu. "Saya rasa peningkatan tensi perdagangan sangat signifikan mempengaruhi risiko perlambatan (downside risk). Ketidakpastian besar berada di depan kita," kata Yi, mengutip Reuters.  

China adalah mitra dagang utama berbagai negara, termasuk Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor non-migas Indonesia ke China pada Januari-September 2018 adalah US$ 18,52 miliar atau menyumbang 15,14%. China menduduki peringkat pertama negara tujuan ekspor Indonesia. 

Jika ekonomi Negeri Panda melambat, maka permintaan mereka akan turun. Akibatnya ekspor sejumlah negara akan ikut nyungsep. Oleh karena itu, pasokan devisa dari ekspor pun terancam sehingga mata uang akan sulit menguat, tidak terkecuali rupiah. 

Kedua, pelaku pasar melihat tensi geopolitik antara AS dan Arab Saudi meninggi. Penyebabnya adalah hilangnya kolumnis AS, Jamal Khashoggi, di Konsulat Arab Saudi. Washington mengancam akan menerapkan sanksi kepada Riyadh jika Khasoggi terbunuh. 

Namun Arab Saudi tidak gentar. Mereka mengancam akan membalas jika AS sampai menerapkan sanksi. 

"Kerajaan menolak segala bentuk ancaman, apakah itu menerapkan sanksi ekonomi,  penggunaan tekanan politik, atau memanfaatkan tuduhan palsu. Kerajaan memastikan jika sampai ada aksi (dari AS), maka akan ada reaksi yang lebih besar. Ekonomi Kerajaan memiliki pengaruh dan sangat vital bagi dunia," ancam seorang pejabat Arab Saudi, mengutip Reuters. 

Melihat risiko besar ini, investor dipaksa bermain aman. Tujuan mereka adalah aset-aset safe haven seperti emas, yen Jepang, atau dolar AS. Jadi tidak hanya dolar AS dan yen yang menguat, harga emas di pasar internasional juga menguat 1,18% pada pukul 16:45 WIB. 



(aji/aji)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular