
Jepang Negosiasi Dagang Dengan AS, Bursa Tokyo Anjlok 1,87%
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
15 October 2018 15:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Tokyo ditutup anjlok 1,8% pada penutupan perdagangan hari ini (15/10/2018). Investor pesimis dengan negosiasi dagang antara Jepang dengan Amerika Serikat (AS) serta prediksi kenaikan pajak yang akan membebani pasar Jepang.
Indeks Nikkei 225 ditutup turun 1,87% (423,36 poin) ke 22.271,30. Sementara indeks Topix yang lebih luas turun 1,59% (27,01 poin) ke 1.675,44.
Penurunan tersebut muncul setelah Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin akhir pekan lalu mengatakan AS ingin memasukkan sebuah ketentuan untuk mencegah manipulasi mata uang dalam kesepakatan dagang yang sedang dijajaki dengan Jepang.
"Komentar Mnuchin amat memukul pasar hari ini," kata Yoshihiro Okumura, General Manager di Chibagin Asset Management, dilansir dari AFP.
Yen kembali bangkit terhadap dolar menyusul pemberitaan terkait ketentuan tersebut bisa menghalangi kebijakan-kebijakan moneter Tokyo, yang dipandang sangat mendukung pelemahan yen.
Dolar jatuh ke posisi 111,95 yen pada perdagangan siang hari dari 112,18 yen pada penutupan hari Jumat (12/10/2018) di New York.
Hal yang turut mendorong pelemahan pasar adalah kenaikan pajak penjualan sebesar dua persen dari pajak penjualan saat ini yang diumumkan oleh Perdana Menteri Shinzo Abe. Sebagian besar pakar meyakini kenaikan tersebut akan membebani pekonomian terbesar ketiga di dunia itu.
"Sebelumnya, kami tidak pernah melihat sebuah harga saham naik setelah pengumuman kenaikan pajak penjualan," kata Kyoko Amemiya, Senior Market Strategist di SBI Securities.
Beberapa investor juga terlihat mengambil laba setelah rebound yang kuat pada hari Jumat, tambahnya.
Ke depannya, para investor sangat mengamati serangkaian data ekonomi global yang menurut jadwal akan keluar pekan ini, kata Tsuyoshi Nomaguhi yang merupakan seorang Strategis di Daiwa Securities.
"Fokusnya adalah seberapa besar kenaikan suku bunga AS akan berdampak ke data terkait perumahan, dan terkait dampak perang dagang AS-China terhadap perekonomian China," katanya.
Atas alasan tersebut, data Produk Domestik Bruto (PDB) China di bulan Juli-September yang rencananya akan dirilis hari Jumat patut disimak, katanya.
Di Tokyo, SoftBank Group anjlok 7,26% ke 9.251 yen di tengah kekhawatiran tentang relasinya dengan pemerintah Arab Saudi. Pasalnya, pemerintah tersebut sedang sangat disoroti terkait menghilangnya seorang jurnalis di Riyadh.
"Spekulasi tentang beberapa faktor di sekitar SoftBank, termasuk relasinya dengan Arab Saudi, telah membantu meningkatkan penjualan sahamnya," kata Okumura.
Saham terkait minyak bervariasi, dengan kilang minyak Idemitsu Kosan turun 1,16% ke 5.930 yen. Namun, Inpex Holdings naik 2,56% ke 1.381 yen.
"Pasar masih sedikit tidak stabil dengan berbagai faktor seperti harga minyak lebih tinggi" yang membuat investor cemas, kata Amemiya di SBI Securities.
Harga minyak meroket karena kekhawatiran atas memburuknya hubungan AS-Arab Saudi akibat dugaan pembunuhan jurnalis.
Saham produsen otomotif turun mengalami penurunan, dengan Toyota terkoreksi 2,39% ke 6.450 yen dan Nissan yang melemah 0,64% ke 1.000,5 yen.
(roy/roy) Next Article Bursa Saham Tokyo Ditutup Terkoreksi 0,59%
Indeks Nikkei 225 ditutup turun 1,87% (423,36 poin) ke 22.271,30. Sementara indeks Topix yang lebih luas turun 1,59% (27,01 poin) ke 1.675,44.
Penurunan tersebut muncul setelah Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin akhir pekan lalu mengatakan AS ingin memasukkan sebuah ketentuan untuk mencegah manipulasi mata uang dalam kesepakatan dagang yang sedang dijajaki dengan Jepang.
Dolar jatuh ke posisi 111,95 yen pada perdagangan siang hari dari 112,18 yen pada penutupan hari Jumat (12/10/2018) di New York.
Hal yang turut mendorong pelemahan pasar adalah kenaikan pajak penjualan sebesar dua persen dari pajak penjualan saat ini yang diumumkan oleh Perdana Menteri Shinzo Abe. Sebagian besar pakar meyakini kenaikan tersebut akan membebani pekonomian terbesar ketiga di dunia itu.
"Sebelumnya, kami tidak pernah melihat sebuah harga saham naik setelah pengumuman kenaikan pajak penjualan," kata Kyoko Amemiya, Senior Market Strategist di SBI Securities.
Beberapa investor juga terlihat mengambil laba setelah rebound yang kuat pada hari Jumat, tambahnya.
Ke depannya, para investor sangat mengamati serangkaian data ekonomi global yang menurut jadwal akan keluar pekan ini, kata Tsuyoshi Nomaguhi yang merupakan seorang Strategis di Daiwa Securities.
"Fokusnya adalah seberapa besar kenaikan suku bunga AS akan berdampak ke data terkait perumahan, dan terkait dampak perang dagang AS-China terhadap perekonomian China," katanya.
Atas alasan tersebut, data Produk Domestik Bruto (PDB) China di bulan Juli-September yang rencananya akan dirilis hari Jumat patut disimak, katanya.
Di Tokyo, SoftBank Group anjlok 7,26% ke 9.251 yen di tengah kekhawatiran tentang relasinya dengan pemerintah Arab Saudi. Pasalnya, pemerintah tersebut sedang sangat disoroti terkait menghilangnya seorang jurnalis di Riyadh.
"Spekulasi tentang beberapa faktor di sekitar SoftBank, termasuk relasinya dengan Arab Saudi, telah membantu meningkatkan penjualan sahamnya," kata Okumura.
Saham terkait minyak bervariasi, dengan kilang minyak Idemitsu Kosan turun 1,16% ke 5.930 yen. Namun, Inpex Holdings naik 2,56% ke 1.381 yen.
"Pasar masih sedikit tidak stabil dengan berbagai faktor seperti harga minyak lebih tinggi" yang membuat investor cemas, kata Amemiya di SBI Securities.
Harga minyak meroket karena kekhawatiran atas memburuknya hubungan AS-Arab Saudi akibat dugaan pembunuhan jurnalis.
Saham produsen otomotif turun mengalami penurunan, dengan Toyota terkoreksi 2,39% ke 6.450 yen dan Nissan yang melemah 0,64% ke 1.000,5 yen.
(roy/roy) Next Article Bursa Saham Tokyo Ditutup Terkoreksi 0,59%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular