Banjir Sentimen Positif, Dolar AS Terus Perkasa
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 October 2018 14:14

Kedua adalah kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Kenaikan yield merupakan sinyal bullish bagi dolar AS. Ketika yield naik, maka ada harapan kupon yang ditawarkan dalam lelang pasar perdana (yaitu 15 Oktober waktu setempat) akan naik.
Tergoda dengan potensi kenaikan kupon, pelaku pasar menyiapkan peluru untuk membeli obligasi di lelang obligasi tengah malam ini waktu Indonesia. Untuk itu, investor perlu mengoleksi dolar AS untuk membeli obligasi. Permintaan terhadap dolar AS yang meningkat membuat mata uang ini semakin mahal atau menguat.
Kenaikan yield obligasi AS kian terlihat jelang lelang. Berikut perkembangan yield obligasi AS pada pukul 15:56 WIB:
Ketiga adalah musim laporan keuangan (earnings season) di Wall Street. Akhir pekan lalu, sejumlah bank besar sudah melaporkan kinerja mereka dan di atas ekspektasi pasar.
Pada kuartal III-2018, laba per saham (Earnings Per Share/EPS) tercatat US$ 2,34, di atas proyeksi yaitu US$ 2,25. Kemudian EPS Citigroup adalah US$ 1,73, di atas ekspektasi yang sebesar US$ 1,69.
Malam ini waktu Indonesia akan dirilis laporan keuangan Goldman Sachs dan Johnson & Johnson. Apabila hasilnya di atas ekspektasi, maka investor akan memberi apresiasi dengan memborong saham-saham ini. Lagi-lagi arus modal mengarah ke Negeri Adidaya, karena investor mengincar saham emiten dengan kinerja ciamik.
Berbagai hal tersebut akhirnya membuat rupiah dan berbagai mata uang Asia melemah. Meski ada sentimen positif berupa neraca perdagangan Indonesia yang surplus US$ 230 juta pada September, tetapi tertutup dengan membanjirnya kabar positif yang membuat greenback semakin perkasa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Tergoda dengan potensi kenaikan kupon, pelaku pasar menyiapkan peluru untuk membeli obligasi di lelang obligasi tengah malam ini waktu Indonesia. Untuk itu, investor perlu mengoleksi dolar AS untuk membeli obligasi. Permintaan terhadap dolar AS yang meningkat membuat mata uang ini semakin mahal atau menguat.
Kenaikan yield obligasi AS kian terlihat jelang lelang. Berikut perkembangan yield obligasi AS pada pukul 15:56 WIB:
Ketiga adalah musim laporan keuangan (earnings season) di Wall Street. Akhir pekan lalu, sejumlah bank besar sudah melaporkan kinerja mereka dan di atas ekspektasi pasar.
Pada kuartal III-2018, laba per saham (Earnings Per Share/EPS) tercatat US$ 2,34, di atas proyeksi yaitu US$ 2,25. Kemudian EPS Citigroup adalah US$ 1,73, di atas ekspektasi yang sebesar US$ 1,69.
Malam ini waktu Indonesia akan dirilis laporan keuangan Goldman Sachs dan Johnson & Johnson. Apabila hasilnya di atas ekspektasi, maka investor akan memberi apresiasi dengan memborong saham-saham ini. Lagi-lagi arus modal mengarah ke Negeri Adidaya, karena investor mengincar saham emiten dengan kinerja ciamik.
Berbagai hal tersebut akhirnya membuat rupiah dan berbagai mata uang Asia melemah. Meski ada sentimen positif berupa neraca perdagangan Indonesia yang surplus US$ 230 juta pada September, tetapi tertutup dengan membanjirnya kabar positif yang membuat greenback semakin perkasa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular