Perburuan Dolar AS Dimulai Lagi, Rupiah Cs Melemah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 October 2018 08:33
Jelang Lelang Obligasi, Dolar AS Jadi Buruan
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Memang agak sulit menandingi dolar AS. Pada pukul 08:24 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) menguat 0,12%. Indeks ini sudah menguat sejak akhir pekan lalu. 

Sepertinya perburuan terhadap dolar AS kembali dimulai. Pasalnya, tengah malam ini waktu Indonesia, pemerintah AS akan melelang dua seri obligasi jangka pendek yaitu tennor 13 dan 26 pekan. Untuk tenor 13 pekan, target indikatif yang ditetapkan adalah US$ 45 miliar sementara untuk 26 pekan targetnya US$ 39 miliar. 

Jelang lelang, biasanya investor 'membanting' obligasi dengan melakukan aksi pelepasan secara masal. Tujuannya adalah agar harga instrumen ini turun dan imbal hasil (yield) naik. 

Ini sudah mulai terlihat di mana akhir pekan lalu ada pergerakan yield ke atas, meski belum signifikan. Untuk tenor 13 pekan, yield naik 0,47 basis poin (bps) ke 2,2707% sementara untuk yang 26 pekan naik 0,21 bpe ke 2,444%. 

Semakin dekat menuju lelang biasanya aksi pelepasan ini semakin agresif sehingga yield terus terdongkak. Kala yield di pasar sekunder naik, maka penawaran kupon dalam lelang akan terkerek ke atas.  

Dengan penawaran kupon yang menggiurkan, permintaan terhadap obligasi akan naik. Tidak hanya obligasi, permintaan terhadap dolar AS juga akan naik karena butuh mata uang ini untuk membeli obligasi. 

Artinya, lagi-lagi arus modal akan tersedot ke pasar obligasi dan valas Negeri Adidaya. Situasi ini tentu sangat tidak menguntungkan bagi rupiah dan mata uang lain di Asia. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular