Bos BI dan The Fed Bertemu, Apa Saja yang Dibicarakan?
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
13 October 2018 08:55

Nusa Dua, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bertemu dengan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di forum IMF-World Bank Annual Meetings di selenggarakan di Bali. Dua petinggi otoritas moneter tersebut sempat membicarkan kondisi perekonomian masing-masing negara.
"Gubernur BI juga menjelaskan ketahanan perekonomian Indonesia menghadapi dampak rambatan ekonomi global didukung bauran kebijakan (policy mix) yang dilakukan oleh BI bersama Pemerintah. Diskusi berlangsung di sela-sela pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia," tulis keterangan Bank Indonesia.
Perry dan Powel juga membicarakan perkembangan ekonomi global, normalisasi kebijakan moneter di negara maju, serta dampaknya pada negara-negara berkembang. Ini merupakan momen langka ditengah kesulitan otoritas moneter negara-negara berkembang menghadapi tekanan terhadap nilai tukar mata uang yang terus tergerus karena ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed.
IMF-World Bank Annual Meetings merupakan pertemuan Tahunan Dewan Gubernur Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia dimana para bankir dari bank-bank sentral, menteri keuangan dan pembangunan, anggota parlemen, eksekutif dari sektor swasta, perwakilan dari organisasi masyarakat sipil dan akademisi berkumpul untuk membahas isu-isu yang menjadi perhatian global, termasuk prospek ekonomi dunia, pengentasan kemiskinan, pembangunan ekonomi, dan efektivitas bantuan.
Indonesia mendapat kesempatan menyelenggarakan pertemuan tahunan IMF-World Bank tahun ini, yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, Indonesia, 8 - 14 Oktober, 2018. Dalam rangkaian pertemuan ini, diselenggarakan juga seminar, briefing kawasan, konferensi pers, dan banyak acara lainnya yang berfokus pada ekonomi global, pembangunan internasional, dan sistem keuangan dunia juga akan digelar.
Dalam pertemuan ini, hadir juga Presiden Federal Reserve New York John Williams, yang merupakan salah satu anggota The Fed. Saat sambutan William dibacakan, ia menegaskan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) tidak berubah meskipun terdapat beberapa perubahan dalam cara The Fed berkomunikasi, terutama dalam pernyataan yang disampaikan usai pertemuan terakhirnya bulan lalu.
Williams dalam sambutan yang ia bacakan di pembukaan Central Banking Forum 2018 yang diadakan The Fed New York bersama Bank Indonesia (BI) di Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018), mengatakan dirinya tetap memperkirakan kenaikan suku bunga lanjutan The Fed adalah cara terbaik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta tercapainya pasar tenaga kerja yang maksimal dan kestabilan harga.
The Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya, Federal Funds Rate, sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2%-2,25% dalam pertemuan terakhirnya di September lalu. Kenaikan tersebut adalah yang kedelapan sejak bank sentral AS memulai normalisasi kebijakan moneternya di Desember 2015.
"Kami terus-menerus menegaskan bahwa kami melihat ini akan menjadi proses normalisasi yang bertahap, yang merefleksikan upaya penyeimbangan berbagai risiko dalam mencapai tujuan kami," ujarnya.
Secara khusus, tambahnya, berbagai risiko dalam usaha mencapai target tenaga kerja dan inflasi di tengah suku bunga yang sangat rendah menimbulkan diskusi mengenai pendekatan kebijakan yang relatif lebih hati-hati dan dapat diprediksi.
"Langkah ini terbukti penting: Ekonomi AS terus tumbuh dengan kecepatan yang sehat bahkan saat The Fed menaikkan suku bunganya beberapa kali," kata Williams.
Ia juga menyinggung dihapusnya kalimat yang memberi sinyal kebijakan moneter The Fed yang akomodatif dalam pernyataan terakhirnya yang sempat membuat para pelaku pasar di AS terbelah. Selain itu, dalam pernyataan yang lebih singkat dari biasanya itu, bank sentral AS juga menggunakan lebih sedikit panduan terkait arah kebijakan moneter ke depannya.
"Saya jelaskan, pernyataan yang lebih ringkas ini tidak berarti adanya perubahan dalam pendekatan kebijakan moneter kami," Williams menegaskan.
"Alih-alih, ini merepresentasikan evolusi alami dari tata bahasa yang menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi pengambilan kebijakan kami dalam konteks kuatnya proyeksi ekonomi dan inflasi yang telah mendekati target jangka panjang 2%," tambahnya.
(hps) Next Article Hasil IMF-WB Meetings, Antam Bangun Pabrik Nikel Rp 4,8 T
"Gubernur BI juga menjelaskan ketahanan perekonomian Indonesia menghadapi dampak rambatan ekonomi global didukung bauran kebijakan (policy mix) yang dilakukan oleh BI bersama Pemerintah. Diskusi berlangsung di sela-sela pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia," tulis keterangan Bank Indonesia.
![]() Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bertemu dengan Gubernur Bank Sentral AS (The Federal Reserve) Jerome Powell |
Perry dan Powel juga membicarakan perkembangan ekonomi global, normalisasi kebijakan moneter di negara maju, serta dampaknya pada negara-negara berkembang. Ini merupakan momen langka ditengah kesulitan otoritas moneter negara-negara berkembang menghadapi tekanan terhadap nilai tukar mata uang yang terus tergerus karena ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed.
IMF-World Bank Annual Meetings merupakan pertemuan Tahunan Dewan Gubernur Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia dimana para bankir dari bank-bank sentral, menteri keuangan dan pembangunan, anggota parlemen, eksekutif dari sektor swasta, perwakilan dari organisasi masyarakat sipil dan akademisi berkumpul untuk membahas isu-isu yang menjadi perhatian global, termasuk prospek ekonomi dunia, pengentasan kemiskinan, pembangunan ekonomi, dan efektivitas bantuan.
Dalam pertemuan ini, hadir juga Presiden Federal Reserve New York John Williams, yang merupakan salah satu anggota The Fed. Saat sambutan William dibacakan, ia menegaskan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) tidak berubah meskipun terdapat beberapa perubahan dalam cara The Fed berkomunikasi, terutama dalam pernyataan yang disampaikan usai pertemuan terakhirnya bulan lalu.
Williams dalam sambutan yang ia bacakan di pembukaan Central Banking Forum 2018 yang diadakan The Fed New York bersama Bank Indonesia (BI) di Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018), mengatakan dirinya tetap memperkirakan kenaikan suku bunga lanjutan The Fed adalah cara terbaik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta tercapainya pasar tenaga kerja yang maksimal dan kestabilan harga.
The Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya, Federal Funds Rate, sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2%-2,25% dalam pertemuan terakhirnya di September lalu. Kenaikan tersebut adalah yang kedelapan sejak bank sentral AS memulai normalisasi kebijakan moneternya di Desember 2015.
"Kami terus-menerus menegaskan bahwa kami melihat ini akan menjadi proses normalisasi yang bertahap, yang merefleksikan upaya penyeimbangan berbagai risiko dalam mencapai tujuan kami," ujarnya.
Secara khusus, tambahnya, berbagai risiko dalam usaha mencapai target tenaga kerja dan inflasi di tengah suku bunga yang sangat rendah menimbulkan diskusi mengenai pendekatan kebijakan yang relatif lebih hati-hati dan dapat diprediksi.
"Langkah ini terbukti penting: Ekonomi AS terus tumbuh dengan kecepatan yang sehat bahkan saat The Fed menaikkan suku bunganya beberapa kali," kata Williams.
Ia juga menyinggung dihapusnya kalimat yang memberi sinyal kebijakan moneter The Fed yang akomodatif dalam pernyataan terakhirnya yang sempat membuat para pelaku pasar di AS terbelah. Selain itu, dalam pernyataan yang lebih singkat dari biasanya itu, bank sentral AS juga menggunakan lebih sedikit panduan terkait arah kebijakan moneter ke depannya.
"Saya jelaskan, pernyataan yang lebih ringkas ini tidak berarti adanya perubahan dalam pendekatan kebijakan moneter kami," Williams menegaskan.
"Alih-alih, ini merepresentasikan evolusi alami dari tata bahasa yang menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi pengambilan kebijakan kami dalam konteks kuatnya proyeksi ekonomi dan inflasi yang telah mendekati target jangka panjang 2%," tambahnya.
(hps) Next Article Hasil IMF-WB Meetings, Antam Bangun Pabrik Nikel Rp 4,8 T
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular