Rupiah Menguat, Dolar AS 'Dikerangkeng' di Bawah Rp 15.200
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 October 2018 12:34

Rupiah dan mata uang Asia mampu memanfaatkan situasi dolar AS yang melemah. Pada pukul 12:11 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama) melemah 0,04%.
Investor semakin berani mengambil risiko setelah peluang dialog Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping kian terbuka. Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, berencana menjadwalkan pertemuan kedua pemimpin itu di sela-sela KTT G20 di Argentina, bulan depan.
Mengutip Reuters, penyelenggara KTT G20 siap memfasilitasi pertemuan tersebut. Meski mengenai topik yang dibahas adalah kesepakatan masing-masing pihak.
"G20 bisa menyediakan ruang untuk diskusi. Kita tahu bahwa tensi perdagangan sedang naik, dan kita semua harus berupaya menyelesaikannya. Kita semua sepakat tensi dagang ini harus diturunkan karena berdampak kepada sentimen di pasar dan volatilitas," tegas seorang sumber.
Perdagangan. Itu kata kuncinya. Diharapkan pertemuan ini bisa mencairkan hubungan dagang AS-China yang terus memanas. Washington dan Beijing terus saling balas penerapan bea masuk yang berpotensi menghambat arus perdagangan global.
Ketika Trump dan Xi bertemu, ada harapan perang dagang akan mengarah ke damai dagang. Apabila ini sampai terwujud, maka investor boleh menghembuskan nafas lega karena satu risiko besar di pasar akan pudar.
Baru ada harapan ke sana saja pelaku pasar sudah bahagia bukan main. Investor tidak lagi sekedar bermain aman, tetapi berani mengambil risiko.
Aset-aset di negara berkembang kembali masuk radar, termasuk yang ada di Indonesia. Akibatnya, rupiah mampu menguat dan menjadi salah satu yang terbaik di Asia.
Tidak hanya mata uang, bursa saham Asia yang kemarin 'kebakaran' kini menghijau. Pada penutupan perdagangan Sesi I, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat lumayan tajam yaitu 0,97%.
Bursa saham utama Asia pun mayoritas berada di zona hijau. Pada pukul 12:26 WIB, indeks Hang Seng melesat 1,62%, Shanghai Composite naik 0,49%, Kospi lompat 2%, dan Straits Times bertambah 0,56%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Investor semakin berani mengambil risiko setelah peluang dialog Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping kian terbuka. Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, berencana menjadwalkan pertemuan kedua pemimpin itu di sela-sela KTT G20 di Argentina, bulan depan.
Mengutip Reuters, penyelenggara KTT G20 siap memfasilitasi pertemuan tersebut. Meski mengenai topik yang dibahas adalah kesepakatan masing-masing pihak.
Perdagangan. Itu kata kuncinya. Diharapkan pertemuan ini bisa mencairkan hubungan dagang AS-China yang terus memanas. Washington dan Beijing terus saling balas penerapan bea masuk yang berpotensi menghambat arus perdagangan global.
Ketika Trump dan Xi bertemu, ada harapan perang dagang akan mengarah ke damai dagang. Apabila ini sampai terwujud, maka investor boleh menghembuskan nafas lega karena satu risiko besar di pasar akan pudar.
Baru ada harapan ke sana saja pelaku pasar sudah bahagia bukan main. Investor tidak lagi sekedar bermain aman, tetapi berani mengambil risiko.
Aset-aset di negara berkembang kembali masuk radar, termasuk yang ada di Indonesia. Akibatnya, rupiah mampu menguat dan menjadi salah satu yang terbaik di Asia.
Tidak hanya mata uang, bursa saham Asia yang kemarin 'kebakaran' kini menghijau. Pada penutupan perdagangan Sesi I, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat lumayan tajam yaitu 0,97%.
Bursa saham utama Asia pun mayoritas berada di zona hijau. Pada pukul 12:26 WIB, indeks Hang Seng melesat 1,62%, Shanghai Composite naik 0,49%, Kospi lompat 2%, dan Straits Times bertambah 0,56%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular