Rupiah Menguat, Dolar AS 'Dikerangkeng' di Bawah Rp 15.200

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 October 2018 12:34
Rupiah Menguat, Dolar AS 'Dikerangkeng' di Bawah Rp 15.200
Ilustrasi Dolar AS (REUTERS/Marcos Brindicci)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih menguat. Hingga saat ini, dolar AS berhasil 'dikerangkeng' di bawah Rp 15.200. 

Pada Jumat (12/10/2018) pukul 12:03 WIB, US$ sama dengan Rp 15.190 di perdagangan pasar spot. Rupiah menguat 0,26% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Saat pembukaan pasar, rupiah menguat 0,2%. Selepas itu, rupiah belum pernah menyentuh zona merah dan bahkan penguatannya sempat menjadi yang terbaik di Asia. 


Posisi terlemah rupiah hingga tengah hari ini ada di Rp 15.200/US$ yaitu saat pembukaan pasar. Sedangkan terkuatnya adalah Rp 15.175/US$. 

Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah hingga pukul 12:04 WIB: 

 

Tidak hanya rupiah, berbagai mata uang Asia juga mampu menguat di hadapan dolar AS. Rupee India menjadi mata uang dengan penguatan paling tajam, disusul oleh dolar Taiwan, won Korea Selatan, dan rupiah di posisi keempat. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Benua Kuning pada pukul 12:09 WIB: 

 

Rupiah dan mata uang Asia mampu memanfaatkan situasi dolar AS yang melemah. Pada pukul 12:11 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama) melemah 0,04%. 

Investor semakin berani mengambil risiko setelah peluang dialog Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping kian terbuka. Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, berencana menjadwalkan pertemuan kedua pemimpin itu di sela-sela KTT G20 di Argentina, bulan depan. 


Mengutip Reuters, penyelenggara KTT G20 siap memfasilitasi pertemuan tersebut. Meski mengenai topik yang dibahas adalah kesepakatan masing-masing pihak. 

"G20 bisa menyediakan ruang untuk diskusi. Kita tahu bahwa tensi perdagangan sedang naik, dan kita semua harus berupaya menyelesaikannya. Kita semua sepakat tensi dagang ini harus diturunkan karena berdampak kepada sentimen di pasar dan volatilitas," tegas seorang sumber. 

Perdagangan. Itu kata kuncinya. Diharapkan pertemuan ini bisa mencairkan hubungan dagang AS-China yang terus memanas. Washington dan Beijing terus saling balas penerapan bea masuk yang berpotensi menghambat arus perdagangan global. 

Ketika Trump dan Xi bertemu, ada harapan perang dagang akan mengarah ke damai dagang. Apabila ini sampai terwujud, maka investor boleh menghembuskan nafas lega karena satu risiko besar di pasar akan pudar. 

Baru ada harapan ke sana saja pelaku pasar sudah bahagia bukan main. Investor tidak lagi sekedar bermain aman, tetapi berani mengambil risiko.

Aset-aset di negara berkembang kembali masuk radar, termasuk yang ada di Indonesia. Akibatnya, rupiah mampu menguat dan menjadi salah satu yang terbaik di Asia. 

Tidak hanya mata uang, bursa saham Asia yang kemarin 'kebakaran' kini menghijau. Pada penutupan perdagangan Sesi I, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat lumayan tajam yaitu 0,97%. 

Bursa saham utama Asia pun mayoritas berada di zona hijau. Pada pukul 12:26 WIB, indeks Hang Seng melesat 1,62%, Shanghai Composite naik 0,49%, Kospi lompat 2%, dan Straits Times bertambah 0,56%.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular