Meski Diserbu Asing, Penjualan Semen Indonesia Naik 11,4%

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
12 October 2018 09:46
Pada periode yang sama tahun lalu penjualan semen sebesar 2,77 juta ton.
Foto: Ilustrasi Pekerja menaikkan semen ke kapal di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Kamis (20/9). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) mencatat kenaikan volume penjualan semen sebesar 11,4% pada September tahun ini menjadi 3,08 juta ton. Pada periode yang sama tahun lalu penjualan semen sebesar 2,77 juta ton.

Dari awal tahun (year to date/Ytd) total penjualan semen perseroan menjadi sebesar 23,75 juta ton atau meningkat 4,9% secara year on year (YoY) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 22,65 juta ton.
Penjualan Semen SMGR (Sumber: Semen Indonesia)Foto: Dok Semen Indonesia
Penjualan Semen SMGR (Sumber: Semen Indonesia)
Tercatat pada bulan September 2018, penjualan domestik Semen Indonesia meningkat 7,3% YoY menjadi 2,69 juta ton. Sedangkan pejualan ekspor tumbuh signifikan 77,9% YoY menjadi 223 ribu ton.

Sedangkan volume penjualan lewat anak usahanya Thang Long Cement Joint stock Company (TLCC), di Vietnam meningkat 1,5% untuk penjualan domestik menjadi 132,46 ribu ton.

Namun capaian penjualan semen perseroan masih dibawah total penjualan semen secara industri (domestik) yang tumbuh 12,1% YoY dibandingkan dengan September tahun lalu.

Tumbuhnya volume penjualan perseroan dan juga industri, didorong oleh tingkat kenaikan konsumsi semen di Indonesia pada bulan September.
Produksi Semen NasionalFoto: Dok Semen Indonesia
Produksi Semen Nasional

Riset dari Mirae Asset Sekuritas mengatakan konsumsi semen secara domestik di bulan September meningkat 7,4% YoY menjadi sebesar 6,8 juta ton.

Secara total konsumsi semen domestik hingga September tahun ini (Ytd) meningkat 4,8% YoY menjadi 49,7 juta tun yang didominasi oleh penjualan semen curah.

Kenaikan tertinggi berasal dari pulau Jawa (+8,2%) dilanjutkan dengan kenaikan 6,5% YoY di luar pulau Jawa. Untuk di wilayah Jawa, pertumbuhan tertinggi berasal dari Provinsi Banten (+15%), dilanjutkan Jawa Barat (+9,3%) dan Jawa Tengah (+12,6%). Namun konsumsi untuk Provinsi DKI Jakarta justru menurun 3,7% secara YoY.
(hps) Next Article SMGR Proyeksikan Penjualan Akhir Tahun Naik Hingga 5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular