Data Inflasi AS Berpotensi Dorong Penguatan Pasar Obligasi

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
12 October 2018 09:07
Prediksi tersebut didasari sentimen dari Amerika Serikat (AS), di mana data inflasi semalam diumumkan pada 2,3%, lebih rendah daripada prediksi.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar memprediksi pasar obligasi rupiah pemerintah akan bergerak positif terbatas pada pembukaan pasar pagi ini. Prediksi tersebut didasari sentimen dari Amerika Serikat (AS), di mana data inflasi semalam diumumkan pada 2,3%, lebih rendah daripada prediksi.

"Pergerakan [seri surat berharga negara/SBN] apapun yang memiliki rentang lebih besar dari 40 basis poin (bps), akan menjadi arah selanjutnya, meskipun secara teknikal analisa potensi penguatan ini cukup besar," ujar Maximilianus Nico Demus, Associate Director PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, dalam risetnya hari ini.

Dia mengatakan realisasi inflasi AS itu membuat tekanan pada potensi kenaikan suku bunga Negeri Paman Trump pada Desember nanti akan mereda meskipun probabilitasnya masih tinggi.

Faktor selain inflasi dan suku bunga AS adalah penandatanganan perjanjian swap antara Indonesia dan Singapura yang diharapkan dapat menanamkan kepercayaan investor dan meningkatkan stabilitas ekonomi dan pembangunan di kedua negara.

Menurut dia, faktor lain untuk pasar SBN hari ini adalah prediksi Bloomberg Economic bahwa Bank Indonesia memiliki kemungkinan untuk menaikkan tingkat suku bunganya sebesar 50 bps sebelum akhir tahun untuk membantu menstabilkan nilai tukar rupiah dalam mengompensasi potensi penaikan suku bunga The Fed.

"Hal ini tentu akan semakin memperlebar perbedaan suku bunga dengan Amerika, dan meningkatkan daya tarik imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia apabila ingin berada di depan kurva dalam pendekatan kebijakan moneternya."

Dalam riset berbeda, Analis Fixed Income PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Dhian Karyantono memprediksi pasar SBN akan bervariasi dengan kecenderungan meningkat dibandingkan dengan perdagangan kemarin.

"Sentimen positif didorong oleh turunnya harga minyak mentah dunia dan melambatnya inflasi AS (YoY)."

Dhian dan Mirae Asset Sekuritas masih menyarankan investor surat utang untuk melakukan aksi tahan (hold) hingga beli bertahap (buy gradually) untuk seri-seri yang cenderung likuid seperti FR0063, FR0064, FR0065, FR0075, FR0077, dan FR0078.

Hal tersebut, lanjutnya, didasarkan pada proyeksi kenaikan harga hari ini yang berlanjut hingga Senin pekan depan.

Untuk Senin, Dhian memprediksi sentimen positif bagi perdagangan diperkirakan berasal dari rilis data sentimen konsumen AS (rilis nanti malam) dan data neraca perdagangan Indonesia per September 2018 (rilis Senin depan).

Berdasarkan analisis sederhana, lanjutnya, data sentimen konsumen AS merupakan lagging indicator dari data pertumbuhan penjualan ritel AS (YoY) di mana per Agustus 2018 menunjukkan perlambatan sehingga data sentimen konsumen AS per September 2018 berpotensi untuk turun.

Sementara itu, secara historis data neraca dagang Indonesia September memiliki siklus cenderung membaik dibandingkan dengan Agustus sehingga level September tahun ini berpotensi mencatatkan level yang lebih baik (defisit menurun atau surplus) dibandingkan dengan Agustus 2018.

Sejauh ini, konsensus pelaku pasar memprediksi adanya defisit neraca dagang sebesar -US$ 387 juta atau lebih rendah dibandingkan dengan Agustus 2018 sebesar -US$ 1.021 juta.

Dia juga memprediksi rupiah bergerak pada kisaran Rp15.175 - Rp15.238 dengan kecenderungan menguat.

Berikut beberapa aktivitas dan informasi yang dihimpun tim Kiwoom Sekuritas yang dapat berpengaruh pada perdagangan efek utang pemerintah hari ini:
  • Pemerintah akan melakukan lelang surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara) pada Selasa depan. Seri yang dilelang adalah SPN-S 03042019, SPN-S 03072019, PBS014, PBS019, PBS017, dan PBS012 . Target indikatif Rp 4 triliun. (DJPPR)
  • Obligasi dan sukuk emiten telekomunikasi yakni PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) pada masa penawaran. Obligasi dan sukuk, mengalami kelebihan permintaan lebih dari 1,4 kali dari total nilai emisi. Obligasi dan sukuk yang ditawarkan, masing-masing terdiri dari lima seri, dengan tenor antara 370 hari sampai dengan 10 tahun, dengan kupon obligasi dan imbal hasil sukuk yang ditawarkan berkisar antara 8,25% sampai dengan 10,30%.


TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Efek The Fed Memudar, SBN Diprediksi Menguat Pekan ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular