
Internasional
Khawatir Suku Bunga Naik, Wall Street Kembali 'Kebakaran'
Roy Franedya, CNBC Indonesia
12 October 2018 06:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi jual saham dalam jumlah besar kembali melanda bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street karena investor khawatir akan kenaikan suku bunga acuan dan perang dagang akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
Melansir Reuters, The Dow Jones Industrial Average anjlok 2,13% (545,91 poin) menjadi 25.052,83, S&P 500 terkoreksi 2,06% (57,31 poin) jadi 2.728,37 dan Nasdaq Composite turun 1,25% (92,99 poin) menjadi 7.329,06.
Selama sepekan terakhir S&P ditutup turun 2,1% setelah turun 3% pada Rabu kemarin. Sementara Nasdaq anjlok 10,3% dari rekor penutupan tertinggi pada 29 Agustus lalu.
Pada perdagangan Kamis kemarin investor khawatir pasar saham menghadapi kesulitan untuk kembali memulihkan diri karena kenaikan suku bunga acuan dan di saat yang sama muncul ketidakpastian pada kinerja keuangan perusahaan dampak dari perang dagang.
"Investor takut akan sulit untuk membalikkan kerugian investasi jika dilihat dari siklus pendapatan tertinggi pada dua kuartal sebelumnya," ujar Michael O'Rourke, kepala strategi pasar di JonesTrading di Greenwich, Connecticut.
Setelah menyentuh rekor intraday tertinggi 28,84, Indeks Volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai "pengukur ketakutan," ditutup dengan menguat 2 poin pada 24,98, penutupan tertinggi sejak 12 Februari.
"Kami melihat reli penguatan pagi ini, dan itu berakhir dengan reli penurunan. Kemudian Anda datang ke sini mengatakan ini terlalu cepat," kata Dennis Dick, trader di Bright Trading Llc Di Las Vegas.
"Apakah kita akan keluar dari ketidakpastian ini? Saya kira tidak, "katanya. "Anda akan melihat banyak volatilitas dalam minggu-minggu ke depan."
(roy/roy) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Melansir Reuters, The Dow Jones Industrial Average anjlok 2,13% (545,91 poin) menjadi 25.052,83, S&P 500 terkoreksi 2,06% (57,31 poin) jadi 2.728,37 dan Nasdaq Composite turun 1,25% (92,99 poin) menjadi 7.329,06.
"Investor takut akan sulit untuk membalikkan kerugian investasi jika dilihat dari siklus pendapatan tertinggi pada dua kuartal sebelumnya," ujar Michael O'Rourke, kepala strategi pasar di JonesTrading di Greenwich, Connecticut.
Setelah menyentuh rekor intraday tertinggi 28,84, Indeks Volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai "pengukur ketakutan," ditutup dengan menguat 2 poin pada 24,98, penutupan tertinggi sejak 12 Februari.
"Kami melihat reli penguatan pagi ini, dan itu berakhir dengan reli penurunan. Kemudian Anda datang ke sini mengatakan ini terlalu cepat," kata Dennis Dick, trader di Bright Trading Llc Di Las Vegas.
"Apakah kita akan keluar dari ketidakpastian ini? Saya kira tidak, "katanya. "Anda akan melihat banyak volatilitas dalam minggu-minggu ke depan."
(roy/roy) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular