Pelaku Pasar Berburu Obligasi Lagi, Wall Street Bervariasi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 October 2018 20:05
Pelaku pasar nampaknya bersiap untuk kembali mengalihkan saham-saham miliknya ke pasar obligasi.
Foto: REUTERS/Chip East
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka bervariasi pada perdagangan hari ini. Ini karena kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar empat poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan turun masing-masing sebesar 0,6 dan 12 poin.

Pada perdagangan hari ini, pelaku pasar nampaknya bersiap untuk kembali mengalihkan saham-saham miliknya ke pasar obligasi, seperti pada perdagangan kemarin (9/10/2018).

Kemarin, indikasi bahwa terjadi switching dari pasar saham ke pasar obligasi terlihat dari Wall Street yang cenderung melemah, sementara imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun sebesar 1,9bps, dari 3,227% menjadi 3,208%.

Sebagai informasi, pergerakan imbal hasil obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Pada perdagangan hari ini, imbal hasil obligasi kembali naik menjadi 3,2272%, sama persis dengan posisi kemarin lusa; sangat mungkin pelaku pasar dibuat kembali melirik pasar obligasi.

Apalagi, ada sentimen yang berpotensi membuat persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan sebanyak empat kali pada tahun ini oleh the Federal Reserve kembali mencuat.

Dan itu akan semakin mendorong naik yield obligasi, yakni rilis data indeks harga produsen periode September pada malam ini pukul 19:30 WIB.
Selain itu, keluhan Presiden AS Donald Trump juga membuat the Fed kian mungkin mengeksekusi rencana normalisasi pada Desember.

Kemarin waktu setempat, Trump menyebut bahwa dirinya tak menyukai apa yang dilakukan oleh the Fed untuk terus menaikkan suku bunga acuan.

Ia juga menyatakan bahwa perekonomian AS tak memiliki masalah inflasi dan bank sentral bergerak terlalu cepat dalam upayanya untuk menekan kenaikan harga.

"Saya rasa kita tak perlu melaju secepat ini," jawab presiden ke-45 AS tersebut di Gedung Putih, menjawab pertanyaan dari CNBC International terkait kenaikan suku bunga acuan oleh the Fed.

Keluhan Trump yang tak kunjung berhenti kepada the Fed bisa saja membuat bank sentral AS tersebut merasa perlu menaikkan suku bunga acuan guna membuktikan independensinya.

Besok (11/10/2018) pada pukul 05:00 WIB, anggota FOMC Raphael Bostic dijadwalkan untuk berbicara mengenai prospek perekonomian di National Association of Corporate Directors.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(miq/miq) Next Article The Fed Gak Bosan Bikin Jiper, Wall Street Rungkad

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular