
Rekor Pelemahan Rupiah Terhadap SGD Terus Tercipta
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
10 October 2018 10:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Rekor pelemahan kurs rupiah di hadapan dolar Singapura belum terhenti. Penyebab rupiah keok ditengarai akibat larisnya permintaan instrumen obligasi pemerintah Singapura.
Pada Rabu (10/10/2018), pukul 10:39 WIB, SG$ 1 pada pasar spot ditransaksikan di Rp 11.021,80 atau melemah 0,09 % dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Ini adalah rekor pelemahan tertinggi mengalahkan rekor kemarin.
Tingginya minat investor terhadap obligasi pemerintah Singapura terlihat dari pergerakan yield siang ini. Contohnya tenor 10 tahun, dimana yield berada di level 2,625% dari sebelumnya 2,636%.
Lakunya obligasi pemerintah didorong perkembangan cadangan devisa (cadev) Singapura yang terus membaik. Senin kemarin, Monetary Authority of Singapore (MAS) merilis data cadev per September 2018 sebesar US$291,3 miliar atau naik US$1,8 miliar dari periode sebelummnya.
Cadev yang semakin melimpah jadi persepsi positif di mata investor. Sebab, investor menilai daya tahan perekonomian Singapura cukup kuat terhadap guncangan dari eksternal. Kondisi ini mendorong investor berbondong-bondong memburu instrumen keuangan di negara tersebut, salah satunya obligasi pemerintah.
Sementara obligasi pemerintah Indonesia dengan tenor yang sama, yield bergerak naik ke posisi 8,596% dari sebelumnya 8,553%. Kenaikan yield mencerminkan investor melepas kepemilikan instrumen tersebut.
Kondisi ini disinyalir merespon data cadev Indonesia per September di level US$114,8 miliar atau turun US$3,12 miliar dari periode sebelumnya.
Sementara itu, harga jual dolar Singapura semakin mantap di atas Rp 11.000/SG$. Berikut data kurs dolar Singapura di empat bank utama nasional hingga pukul 10:38 WIB:
Pada Rabu (10/10/2018), pukul 10:39 WIB, SG$ 1 pada pasar spot ditransaksikan di Rp 11.021,80 atau melemah 0,09 % dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Ini adalah rekor pelemahan tertinggi mengalahkan rekor kemarin.
Lakunya obligasi pemerintah didorong perkembangan cadangan devisa (cadev) Singapura yang terus membaik. Senin kemarin, Monetary Authority of Singapore (MAS) merilis data cadev per September 2018 sebesar US$291,3 miliar atau naik US$1,8 miliar dari periode sebelummnya.
Cadev yang semakin melimpah jadi persepsi positif di mata investor. Sebab, investor menilai daya tahan perekonomian Singapura cukup kuat terhadap guncangan dari eksternal. Kondisi ini mendorong investor berbondong-bondong memburu instrumen keuangan di negara tersebut, salah satunya obligasi pemerintah.
Sementara obligasi pemerintah Indonesia dengan tenor yang sama, yield bergerak naik ke posisi 8,596% dari sebelumnya 8,553%. Kenaikan yield mencerminkan investor melepas kepemilikan instrumen tersebut.
Kondisi ini disinyalir merespon data cadev Indonesia per September di level US$114,8 miliar atau turun US$3,12 miliar dari periode sebelumnya.
Sementara itu, harga jual dolar Singapura semakin mantap di atas Rp 11.000/SG$. Berikut data kurs dolar Singapura di empat bank utama nasional hingga pukul 10:38 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.805,00 | Rp 11.125,00 |
Bank BNI | Rp 10.887,00 | Rp 11.147,00 |
Bank BRI | Rp 10.845,42 | Rp 11.076,09 |
Bank BCA | Rp 10.824,00 | Rp 11.049,00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(alf/dru) Next Article Perang Dagang Reda Bikin Dolar Singapura Tekan Rupiah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular