Belum Ada Kryptonite untuk Membendung Keperkasaan Super Dolar

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 October 2018 15:43
Kenaikan Bunga Acuan di AS Tak Terhindarkan
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Pertumbuhan ekonomi yang terakselerasi tentu menyebabkan tekanan inflasi, sehingga harus dikendalikan dengan menaikkan suku bunga. Diawali pada Desember 2015, The Fed terus menaikkan suku bunga sampai tujuh kali hingga saat ini. Kini suku bunga acuan di AS adalah 2-2,25% atau median 2,125%.

Namun tahun ini lebih spesial karena The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga sampai empat kali. Ini menjadi kenaikan paling agresif sejak 2015. 

Pada 2015, The Fed hanya sekali menaikkan suku bunga yaitu pada Desember. Kemudian 2016 juga sekali pada akhir tahun. 

Tahun lalu, The Fed menaikkan suku bunga tiga kali yaitu pada Maret, Juni, dan Desember. Sedangkan tahun ini, kenaikan suku bunga terjadi pada Maret, Juni, September, dan sekali lagi kemungkinan Desember. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas kenaikan suku bunga acuan pada rapat The Fed 19 Desember mencapai 83,8%. 



Stimulus pajak yang digelontorkan Presiden AS Donald Trump harus diakui berhasil memberi nitro di perekonomian AS sehingga mampu melaju kencang. Akhir tahun lalu, Presiden Donald Trump mengubah keranjang pendapatan (income bracket) untuk penentuan tarif pajak. 

Awalnya, seorang pekerja lajang dengan pendapatan sampai US$ 9.525-38.700/tahun dikenakan pajak 15%, tetapi Trump menurunkan menjadi 12%. Kemudian untuk pekerja dengan pendapatan US$ 38.700-93.700/tahun awalnya kena PPh 25%. Trump menurunkan batasnya menjadi US$ 38.700-82.500/tahun dengan tarif yang lebih rendah yaitu 22%. 

Lalu untuk pekerja dengan pendapatan 93.700-195.450/tahun awalnya dikenakan PPh 28%. Trump mengubah batasannya menjadi US$ 82.500-157.500/tahun dan tarifnya diturunkan menjadi 24%. 

Sementara untuk pekerja dengan pendapatan US$ 195.450-424.950/tahun awalnya dibebankan PPh 33%. Trump kemudian mengubah batasannya menjadi US$ 157.500-200.000/tahun dan tarifnya turun menjadi 32%. 

Sedangkan bagi pekerja dengan pendapatan US$ 426.700/tahun ke atas awalnya kena pajak 39,6%. Trump mengubah batasnya menjadi US$ 500.000/tahun dengan tarif yang lebih rendah yaitu 37%. 

Tidak hanya bagi Orang Pribadi, Trump juga menurunkan PPh Badan dari 35% menjadi 21%. Penurunan tarif pajak ini membuat dunia usaha semakin semangat untuk berekspansi. Ekspansi dunia usaha ditambah tambahan konsumsi masyarakat membuat pertumbuhan ekonomi AS melesat. 

Hasilnya adalah laju inflasi AS terakselerasi karena tingginya permintaan. The Fed biasanya menggunakan indikator Personal Consumption Expenditure inti (core PCE) untuk memantau inflasi. 

Sejak Desember 2016, core PCE tidak pernah menyentuh 2%. Itu baru terjadi lagi pada 2018, bahkan sudah dua kali. Inflasi AS sudah menyentuh target The Fed di angka 2% dan tiba saatnya untuk dikendalikan. 



(NEXT)

(aji/dru)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular