Dolar AS Bangkit, Rupiah Terlemah di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 October 2018 14:03

Penguatan dolar AS tentu memakan korban, dan korbannya ada di seberang barat Samudera Pasifik yaitu Asia. Berbagai mata uang Asia yang sempat bisa melawan kini kembali takluk di hadapan greenback.
Rupiah adalah salah satunya. Pada pukul 13:50 WIB, US$ 1 di pasar spot dihargai Rp 15.245 di mana rupiah melemah 0,2%. Padahal rupiah sempat mampu menipiskan pelemahan menjadi hanya minus 0,04%. Dengan pelemahan 0,2%, rupiah bahkan menjadi mata uang terlemah di Asia.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia pada pukul 13:57 WIB:
Selain kembalinya keperkasaan dolar AS, dari dalam negeri memang belum ada sentimen positif yang menghinggapi rupiah. Bahkan akhir-akhir ini rupiah justru terpapar kabar kurang sedap.
Akhir pekan lalu, Bank Indonesia (BI) merilis data cadangan devisa September sebesar US$ 114,85 miliar. Turun US$ 3,08 miliar dibandingkan bulan sebelumnya.
Sejak awal tahun, cadangan devisa Indonesia sudah melorot US$ 17,13 miliar. Cadangan devisa memang masih memadai dan di atas kecukupan internasional. Namun apabila terus berkurang, maka akan menimbulkan persepsi bahwa Indonesia semakin rentan menghadapi gejolak eksternal.
Selain itu, investor juga mencemaskan prospek transaksi berjalan (current account) Indonesia. Pada kuartal III-2018, kemungkinan transaksi berjalan masih akan defisit cukup lebar.
Pasalnya, neraca perdagangan pada Juli-Agustus defisit miliaran dolar AS dan berpeluang terulang pada September. Bahana Sekuritas memperkirakan neraca perdagangan September defisit US$ 1,2 miliar karena tingginya harga minyak.
"Kombinasi dari harga minyak yang tinggi plus pelemahan rupiah membuat neraca perdagangan Indonesia pada September sepertinya defisit setidaknya US$ 1,2 miliar," kata Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahan Sekuritas.
Neraca perdagangan yang defisit akan membebani transaksi berjalan yang menggambarkan ekspor-impor barang dan jasa. Tanpa pasokan devisa yang memadai, rupiah akan sulit menguat. Ini membuat investor cenderung menghindar, karena enggan memegang aset yang nilainya berisiko turun pada masa mendatang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Rupiah adalah salah satunya. Pada pukul 13:50 WIB, US$ 1 di pasar spot dihargai Rp 15.245 di mana rupiah melemah 0,2%. Padahal rupiah sempat mampu menipiskan pelemahan menjadi hanya minus 0,04%. Dengan pelemahan 0,2%, rupiah bahkan menjadi mata uang terlemah di Asia.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia pada pukul 13:57 WIB:
Selain kembalinya keperkasaan dolar AS, dari dalam negeri memang belum ada sentimen positif yang menghinggapi rupiah. Bahkan akhir-akhir ini rupiah justru terpapar kabar kurang sedap.
Akhir pekan lalu, Bank Indonesia (BI) merilis data cadangan devisa September sebesar US$ 114,85 miliar. Turun US$ 3,08 miliar dibandingkan bulan sebelumnya.
Sejak awal tahun, cadangan devisa Indonesia sudah melorot US$ 17,13 miliar. Cadangan devisa memang masih memadai dan di atas kecukupan internasional. Namun apabila terus berkurang, maka akan menimbulkan persepsi bahwa Indonesia semakin rentan menghadapi gejolak eksternal.
Selain itu, investor juga mencemaskan prospek transaksi berjalan (current account) Indonesia. Pada kuartal III-2018, kemungkinan transaksi berjalan masih akan defisit cukup lebar.
Pasalnya, neraca perdagangan pada Juli-Agustus defisit miliaran dolar AS dan berpeluang terulang pada September. Bahana Sekuritas memperkirakan neraca perdagangan September defisit US$ 1,2 miliar karena tingginya harga minyak.
"Kombinasi dari harga minyak yang tinggi plus pelemahan rupiah membuat neraca perdagangan Indonesia pada September sepertinya defisit setidaknya US$ 1,2 miliar," kata Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahan Sekuritas.
Neraca perdagangan yang defisit akan membebani transaksi berjalan yang menggambarkan ekspor-impor barang dan jasa. Tanpa pasokan devisa yang memadai, rupiah akan sulit menguat. Ini membuat investor cenderung menghindar, karena enggan memegang aset yang nilainya berisiko turun pada masa mendatang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular