Harus Diakui, Indonesia Memang Selalu Manjakan Investor Asing
Alfado Agustio,
CNBC Indonesia
09 October 2018 14:00
Bukannya mendiskriminasi investor asing, akan tetapi risiko yang dihadapi jika terjadi guncangan eksternal cukup membahayakan perekonomian Indonesia.
Â
Ketika kondisi ekonomi global kurang kondusif, investor asing cenderung melepas kepemilikannya. Ketika hal itu terjadi di Indonesia, maka kondisi pasar keuangan jadi kurang stabil.
Â
Oleh karena itu, untuk meminimalisir dampak dari dominannya investor asing maka pemerintah perlu mengoptimalkan investor ritel.
Â
Jika merujuk porsi kepemilikan investor ritel di SBN per 5 Oktober 2018 hanya Rp 64 triliun.
Â
Sekiranya kita menggunakan asumsi Jumlah penduduk produktif di Indonesia dari umur 20-54 tahun di tahun 2018, ada sekitar 67,8 juta jiwa. Andai satu orang berinvestasi Rp 5 juta, maka akan terkumpul Rp 339 triliun. Angka ini hampir setengah dari total kepemilikan asing yang mencapai Rp 849,79 triliun
Â
Lantas, apa yang diperlukan untuk mendorong semakin banyak investor ritel ? Sejauh ini, pemerintah telah menerbitkan produk obligasi/sukuk ritel hingga beberapa seri. Banyak produk masih kurang, investor membutuhkan insentif lain seperti keringanan pajak dari bunga obligasi.
Â
Mungkin Indonesia bisa mencontoh jepang, dalam mendorong masyarakatnya dari saving society jadi investment society. Di Negeri Sakura, aturan terkait pajak cukup memanjakan investor ritel.
Â
Bagaimana tidak, pemerintah setempat membebaskan pajak bagi investor yang membeli instrumen seperti saham hingga Rp 150 juta. Sementara jika kita merujuk di Indonesia, dikenakan PPh final sekitar 10%.
Â
Merujuk hal tersebut, mungkin ada baiknya pemerintah menghapus pajak bagi investor ritel guna merangsang pertumbuhan investasi dalam negeri. Secara bertahan besaran pajak dapat dikurangi, hingga akhirnya 0%.
Â
Katakanlah, jika membeli obligasi ritel hingga Rp 50 juta akan dibebaskan pajak, maka bisa jadi daya tarik tersendiri. Maka dari itu, sudah saatnya pemerintah memanjakan masyarakat sendiri, bukan investor asing !
 Â
Â
TIM RISET CNBC INDONESIA
TIM RISET CNBC INDONESIA
Â
Â
Â
Â