
Operasikan Pabrik Baru, KPAS Naikkan Produksi Kapas Kosmetik
Monica Wareza, CNBC Indonesia
05 October 2018 12:33

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS) akan meningkatkan kapasitas produksinya hingga mencapai 245 ton per bulan mulai April 2019 mendatang. Peningkatan kapasitas ini didorong oleh mulai beroperasinya pabrik baru perusahaan yang juga berlokasi di wilayah Subang, Jawa Barat.
Corporate Secretary Cottonindo Ariesta Johan Kurniawan mengatakan saat ini tingkat utulisasi pabrik sudah mencapai 90% sehingga sudah tidak ada ruang bagi perusahaan untuk meningkatkan jumlah produksi. Adapun saat ini kapasitas produksi total pabrik mencapai 115 ton per bulan.
"Kapasitas produksinya 115 ton per bulan, utilisasinya 100-105 ton per bulan saat ini. Jadi dengan adanya pabrik baru ini kapasitasnya akan meningkat menjadi 245 ton per bulan," kata Johan di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (5/10).
Targetnya, perusahaan akan meningkatkan produksi kapas kecantikan menjadi 155 ton per bulan dan kapas medikal menjadi 20 ton-30 ton per bulan dengan penambahan pabrik ini.
Menurut dia, setelah beroperasinya pabrik ini perusahaan akan kembali melakukan ekspor ke wilayah Timur Tengah. Selain itu, perusahaan menargetkan bisa meningkatkan volume ekspor ke beberapa negara tujuan ekspor eksisting yakni ke Filipina, Australia, Taiwan, Vietnam dan Thailand.
Meski sudah mengekspor ke beberapa negara, perusahaan mengakui bahwa penjualan ekspor hanya berkontribusi sebesar 10% dari total penjualan konsolidasi. Mayoritas penjualan masih terpusat di dalam negeri karena tingginya permintaan.
"Di Indonesia hanya ada dua pemain besar, di Bandung (Cottoindo Ariesta) dan di Semarang jadi bariu dua ini yang memenuhi kebutuhan pasar," imbuh dia.
Saat ini perushaaan memasarkan tiga jenis produk, yakni kapas kosmetik, medikal dan untuk industri. Untuk merk milik perusahaan produk yang dipasarkan menggunakan merk Wellness, Cotta, Melrose, Mawar dan Boby. Sementara untuk industri, perusahaan memproduksi kapas setengah jadi dan dipasarkan dengan merk perusahaan ritel.
"Untuk industrial usage ini penjualannya sebesar 15 ton-20 ton," kata dia.
Tahun depan kenaikan kapasitas produksi ini akan menunjang pertumbuhan pendapatan perusahaan dua kali lipat dibandingkan dengan tahun ini.
(hps/hps) Next Article IHSG Merah, Saham Dua Emiten Anyar Terkena Auto Reject Atas
Corporate Secretary Cottonindo Ariesta Johan Kurniawan mengatakan saat ini tingkat utulisasi pabrik sudah mencapai 90% sehingga sudah tidak ada ruang bagi perusahaan untuk meningkatkan jumlah produksi. Adapun saat ini kapasitas produksi total pabrik mencapai 115 ton per bulan.
"Kapasitas produksinya 115 ton per bulan, utilisasinya 100-105 ton per bulan saat ini. Jadi dengan adanya pabrik baru ini kapasitasnya akan meningkat menjadi 245 ton per bulan," kata Johan di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (5/10).
Menurut dia, setelah beroperasinya pabrik ini perusahaan akan kembali melakukan ekspor ke wilayah Timur Tengah. Selain itu, perusahaan menargetkan bisa meningkatkan volume ekspor ke beberapa negara tujuan ekspor eksisting yakni ke Filipina, Australia, Taiwan, Vietnam dan Thailand.
Meski sudah mengekspor ke beberapa negara, perusahaan mengakui bahwa penjualan ekspor hanya berkontribusi sebesar 10% dari total penjualan konsolidasi. Mayoritas penjualan masih terpusat di dalam negeri karena tingginya permintaan.
"Di Indonesia hanya ada dua pemain besar, di Bandung (Cottoindo Ariesta) dan di Semarang jadi bariu dua ini yang memenuhi kebutuhan pasar," imbuh dia.
Saat ini perushaaan memasarkan tiga jenis produk, yakni kapas kosmetik, medikal dan untuk industri. Untuk merk milik perusahaan produk yang dipasarkan menggunakan merk Wellness, Cotta, Melrose, Mawar dan Boby. Sementara untuk industri, perusahaan memproduksi kapas setengah jadi dan dipasarkan dengan merk perusahaan ritel.
"Untuk industrial usage ini penjualannya sebesar 15 ton-20 ton," kata dia.
Tahun depan kenaikan kapasitas produksi ini akan menunjang pertumbuhan pendapatan perusahaan dua kali lipat dibandingkan dengan tahun ini.
(hps/hps) Next Article IHSG Merah, Saham Dua Emiten Anyar Terkena Auto Reject Atas
Most Popular