Rupiah Melemah, Apa Sih Dampaknya ke Milenial?

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
05 October 2018 13:52
Rupiah Melemah, Apa Sih Dampaknya ke Milenial?
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia- Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sejak awal tahun, dinilai memberi dampak terhadap semua golongan termasuk kaum milenial.  Di era digital saat ini, kaum milenial begitu mudah mengakses informasi termasuk rupiah.

Namun bagi sebagian mereka, mungkin ada yang acuh terhadap hal ini. Padahal, pelemahan rupiah saat ini memiliki dampak tersendiri bagi kaum tersebut.
 Sebagai informasi, pada Jumat (5/10/2018) pukul 10:46 WIB, US$1 ditransaksikan pada level Rp 15.182 di pasar spot. Rupiah melemah 0,11% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.  



Sejak awal tahun, rupiah telah melemah hampir 12%. Apakah kaum milenial harus concern terhadap hal ini? Tentu, sebab apa dua dampak yang mungkin dihadapi akibat pelemahan tersebut. Lalu  dampak negatif apa yang kira-kura berpotensi dihadapi milenial ? Berikut tim riset CNBC Indonesia coba mengupas hal tersebut.
Peluang kenaikan harga tiket pesawat cukup besar. Pasalnya suara-suara dari asosiasi meminta pemerintah merevisi kebijakan batas atas dan bawah harga tiket sudah terdengar.
 
Sekretaris Jenderal Indonesian National Air Carriers Association (INACA) Tengku Burhanudin mendesak pemerintah untuk cepat merealisasikan hal tersebut.
 
"Penyesuain tarif batas atas dan batas bawah harus di tinjau oleh pemerintah. Untuk awalnya baiknya batas bawah disesuaikan. Makin lama diputuskan tentu makin berat bagi maskapai," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Senin (3/9/2018).
 
Hal ini bukan tanpa sebab. Komponen terbesar impor Indonesia pada tahun ini adalah mesin dan pesawat mekanik. Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2018,  selama periode Januari-Agustus mencapai US$ 17,5 miliar atau naik hampir 30% dibandingkan periode tahun sebelumnya
 
 
 
Kenaikan besaran impor salah satunya didorong pelemahan yang ada, sehingga membebani biaya operasional perawatan pesawat. Untuk mengurangi beban tersebut, maka pihak maskapai menyerukan kenaikan harga tiket.
 
Saat ini wacana yang beredar, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berniat menaikkan harga batas bawah sebesar 5%. Jika ini terjadi, maka kaum milenial harus bersiap merogoh kocek lebih besar jika ingin berpergian menggunakan si burung besi.
Kaum milenial erat dengan kebijakan belanja online di e-commerce, baik dalam maupun luar negeri. Namun saat ini, kaum milenial harus siap siap menghadapi regulasi baru terkait belanja di e-commerce luar negeri.
 
Sebab, Mulai 10 Oktober 2018, Menteri Keuangan Sri Mulyani resmi mengubah batasan barang impor yang terkena pembebasan bea masuk dan pajak untuk barang kiriman.
 
Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 112/2018 tentang perubahan atas PMK 182/2016 tentang ketentuan impor barang kiriman.
 
"Jadi pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan baru, untuk mengendalikan defisit neraca perdagangan," kata Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi, Jumat (14/9/2018).

Sejak rupiah melemah tajam, neraca perdagangan Indonesia pada tahun ini lebih didominasi defisit. Data BPS dari Januari hingga Agustus, neraca perdagangan Indonesia hanya surplus di Maret dan Juni. 


 
Kondisi inilah yang jadi pertimbangan menkeu untuk merevisi terkait aturan pembebasan bea masuk tersebut. Lebih detail dalam aturan tersebut, besaran nilai barang impor kiriman yang terkena pembebasan bea masuk dari yang sebelumnya US$ 100 menjadi US$ 75. Artinya jika kaum milenial membeli bayar di amazon dengan harga di atas US$75, maka siap siap harus membayar pajak tambahan.

Maka jika anda ingin berbelanja barang-barang kebutuhan di luar negeri, pertimbangkan sekali lagi jika tidak ingin mengeluarkan biaya yang lebih tinggi. 
 
 
 
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular