Ekspor Australia Lesu, Harga Batubara Koreksi 3 Hari Beruntun

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
05 October 2018 11:40
Harga batu bara Newcastle kontrak acuan terkoreksi 0,13% ke level US$113,75/Metrik Ton (MT) pada penutupan perdagangan hari Kamis (4/10/2018)
Foto: Istimewa
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga batu bara Newcastle kontrak acuan terkoreksi 0,13% ke level US$113,75/Metrik Ton (MT) pada penutupan perdagangan hari Kamis (4/10/2018). Dengan pergerakan kemarin, harga si batu hitam sudah melemah secara 3 hari berturut-turut.

Pelemahan kemarin nampaknya dipengaruhi oleh turunnya ekspor batu bara termal Australia ke sejumlah negara importir utama. Data ini lantas menimbulkan sentimen bahwa permintaan global mulai terpukul. Akhirnya, sentimen tersebut ditransmisikan menjadi penurunan harga.



Mengutip data dari Biro Statistik Australia, volume eskpor batu bara termal made in Australia ke China tercatat menurun sebesar 32,4% secara bulanan (month-to-month/MtM) ke angka 3 juta MT pada bulan Agustus. Pelemahan itu menjadi yang kedua kalinya berturut-turut setelah pada Juli juga tercatat anjlok 30% MtM.

Kemudian, volume ekspor batu bara Negeri Kanguru ke Jepang dan Taiwan juga melandai masing-masing sebesar 5,2% MtM dan 19,7% MtM. Padahal pada bulan Juli, ekspornya masih mampu mencatatkan pertumbuhan positif.

Peningkatan ekspor di Agustus hanya terjadi untuk tujuan Korea Selatan, di mana volume ekspornya meningkat 29,8% MtM ke 3,41 juta MT.

Secara keseluruhan, ekspor batu bara termal Australia tercatat menurun sebesar 8,7% MtM. Catatan itu lantas memutus kenaikan bulanan selama 3 bulan beruntun sebelumnya. Data ini lantas menimbulkan kekhawatiran investor bahwa permintaan komoditas energi tak ramah lingkungan ini mulai menipis.

Menipisnya permintaan memang wajar terjadi karena puncak musim panas di Bumi Belahan Utara (BBU) sudah terlewati. Sebelumnya, akibat musim panas yang lebih panas dari biasanya, permintaan batu bara meningkat demi memenuhi kebutuhan pembangkit listrik. Pasalnya, kebutuhan mesin pendingin ruangan melonjak.

Selain itu, permintaan yang menipis juga didorong oleh perkasanya mata uang dolar Amerika Serikat (AS) serta mencuatnya perang dagang Washington-Beijing.

Meski demikian, pelemahan harga batu bara masih cenderung terbatas. Pasalnya, proyeksi ekspor batu bara Australia justru diperkirakan masih kuat hingga tahun depan. Pendapatan ekspor batu bara termal Australia diproyeksikan meningkat ke AU$25 miliar (US$18,07 miliar) pada periode 2018-2019, dari catatan sebelumnya sebesar AU$23 miliar (US$16,62 miliar) pada 2017-2018, mengutip data dari Departemen Industri, Inovasi, dan Ilmu Pengetahuan Australia. 

(TIM RISET CNBC INDONESIA)

(RHG/gus) Next Article Telisik Penyebab Harga Batu Bara Tak Lagi Membara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular