'Dolar AS ke Rp 15.000, Gemuruhnya Saja yang Besar'

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
05 October 2018 10:56
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution tak ragu menyebut risiko inflasi yang dipicu oleh tingginya harga barang impor
Foto: CNBC Indonesia/Arys Aditya
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution tak ragu menyebut risiko inflasi yang dipicu oleh tingginya harga barang impor (imported inflation) dari pelemahan nilai tukar rupiah masih terkendali.

Hal ini dikemukakan Menko Darmin usai melakukan pertemuan tertutup dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama pemangku kepentingan terkait lainnya di kantor Kementerian Keuangan, Jumat (5/10/2018).

"Apa imported inflation sudah besar? Belum. [...] Impor kita itu kira-kira 30% dari ekonomi kita. Kalau rupiah melemah 10%, kalau bekerja penuh akan mengikuti porsinya," kata Darmin.

"Jadi ini sebenarnya gemuruhnya yang hebat. Sebenarnya dampak riilnya tidak terlalu besar," sambung mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu.

Secara keseluruhan, menurut Darmin, pelemahan nilai tukar memang akan memberikan pengaruh terhadap laju inflasi. Namun, sejauh ini imported inflation masih relatif terkendali, meskipun sedikit meningkat.

"Kalau kami lihat core inflation, yang imported ada di dalam situ. Year to date sekitar 2 sekian persen. Ada kenaikan tapi tidak banyak," tegasnya.

Sebagai informasi, stelah sempat stagnan, kurs rupiah mulai melemah lagi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat ini.

Pada Jumat (5/10/2018) pukul 10:00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp 15.175 di pasar spot. Rupiah melemah 0,07% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
(dru) Next Article BI Ramal Terjadi Inflasi di Februari 2020 Hingga 0,31%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular