Ditekan Luar-Dalam, Rupiah Terlemah di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 October 2018 16:53

Hari ini memang dolar AS terlalu perkasa. Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama, menguat 0,14%. Indeks ini sudah melesat 1,05% dalam sepekan terakhir dan masih terus berlanjut.
Dolar AS mendapatkan kekuatan dari semakin tebalnya keyakinan pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan Negeri Paman Sam. Menurut CME Fedwatch, kemungkinan The Federal Reserve/The Fed menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) pada rapat 19 Desember mencapai 81,2%.
Investor yakin The Fed akan menaikkan suku bunga seiring semakin kinclongnya kinerja ekonomi AS. Berdasarkan survei ADP, perekonomian AS menciptakan 230.000 lapangan kerja sepanjang September. Ini adalah angka tertinggi sejak Februari.
Kemudian survei Institute of Supply Management (ISM) menyebutkan indeks aktivitas non-manufaktur pada September sebesar 61,6 atau naik 3,1 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Agustus 1997.
Pencapaian ini menunjukkan ada potensi peningkatan permintaan. Jika tidak direm, maka akan menimbulkan overheating alias pertumbuhan permintaan yang terlalu kencang dan tidak bisa diimbangi oleh penawaran. Akan tercipta inflasi yang sebenarnya tidak perlu.
Cara paling efektif untuk menekan permintaan adalah dengan menaikkan suku bunga acuan. Melihat prospek permintaan di AS yang terus meningkat, The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga secara gradual.
Kenaikan suku bunga acuan memang bertujuan untuk mengerem permintaan. Namun efek sampingnya adalah membuat imbalan berinvestasi, terutama di instrumen berpendapatan tetap, akan naik. Akibatnya arus modal tersedot ke AS karena investor ingin mencari cuan.
(aji/aji)
Dolar AS mendapatkan kekuatan dari semakin tebalnya keyakinan pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan Negeri Paman Sam. Menurut CME Fedwatch, kemungkinan The Federal Reserve/The Fed menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) pada rapat 19 Desember mencapai 81,2%.
Investor yakin The Fed akan menaikkan suku bunga seiring semakin kinclongnya kinerja ekonomi AS. Berdasarkan survei ADP, perekonomian AS menciptakan 230.000 lapangan kerja sepanjang September. Ini adalah angka tertinggi sejak Februari.
Pencapaian ini menunjukkan ada potensi peningkatan permintaan. Jika tidak direm, maka akan menimbulkan overheating alias pertumbuhan permintaan yang terlalu kencang dan tidak bisa diimbangi oleh penawaran. Akan tercipta inflasi yang sebenarnya tidak perlu.
Cara paling efektif untuk menekan permintaan adalah dengan menaikkan suku bunga acuan. Melihat prospek permintaan di AS yang terus meningkat, The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga secara gradual.
Kenaikan suku bunga acuan memang bertujuan untuk mengerem permintaan. Namun efek sampingnya adalah membuat imbalan berinvestasi, terutama di instrumen berpendapatan tetap, akan naik. Akibatnya arus modal tersedot ke AS karena investor ingin mencari cuan.
(aji/aji)
Next Page
Rupiah Tertekan Aksi Jual
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular