Analis: Dibayangi Tekanan Global, IHSG Bergerak Mixed

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
04 October 2018 08:36
Proyeksi IHSG hari Kamis (4/10/2018) dari para analis saham.
Foto: Seorang pria berjalan melewati layar di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta. (Reuters/Willy Kurniawan)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 0,13% ke level 5.867 pada perdagangan kemarin Rabu (3/10/18). Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 5,3 triliun dengan volume 8,9 miliar unit saham.

Sektor yang mengalami penurunan terbesar di sektor barang konsumsi (-0.85%) dan properti (-0.40%). Sedangkan sektor yang mengalami kenaikan terbesar yakni sektor industri agrikultur (+0.71%) dan pertambangan (+0.21%) serta investor asing melakukan net sell di semua perdagangan saham sebesar Rp 242,3 miliar.



Aksi jual yang kembali dilancarkan investor asing kembali melemahnya sejumlah indeks saham Asia yang dibarengi dengan masih terdepresiasinya rupiah turut membuat IHSG masih berada di teritori negatif.

Analis dari Kiwoom Sekuritas Maximilianus Nico mengatakan bahwa secara teknikal, indeks IHSG hari ini, Kamis (4/10/2018), berpotensi melemah dengan support dan resistance di level 5.836-5910.

Ada dua sentimen negatif dari luar negeri yang cukup berpengaruh, pertama adalah inflasi Turki yang diumumkan kemarin dan mencapai 24.52%. Inflasi ini merupakan yang tertinggi selama 1,5 dekade meskipun bank sentral Turki telah menaikkan tingkat suku bunga acuannya sebanyak 625 bps.

Yang kedua datang dari Powell dalam pidatonya di Boston kemarin, yang menyambut baik kenaikan upah di Amerika Serikat (AS) berdasarkan data yang terakhir.

Sedangkan Pengamat Pasar Modal Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada mengatakan IHSG selanjutnya dapat bertahan di atas support 5.847-5.858 dan resisten diharapkan dapat menyentuh kisaran 5.878-5.885.

Masih adanya sejumlah berita positif dari emiten juga diharapkan dapat mengimbangi sentimen negatif lainnya, terutama dari pelemahan rupiah.

"Terjadinya pelemahan kali ini diikuti dengan penurunan volume jual sehingga diharapkan dapat memberikan peluang bagi IHSG untuk berbalik menguat meski tipis. Tetap mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat IHSG melanjutkan penurunannya," ujar Reza.

Sedangkan analis dari Indosurya Sekuritas William Surya menambahkan geliat pergerakan IHSG saat ini masih akan diwarnai oleh fluktuasi harga komoditas dan nilai tukar yang masih belum stabil.



Sedangkan fundamental perekonomian yang kuat masih menjadi penopang dari kenaikan IHSG hingga saat ini.

"Peluang naik masih terbuka cukup lebar dikarenakan sebentar lagi akan banyak rilis data kinerja emiten kuartal ketiga yang disinyalir akan memiliki hasil yang cukup bagus sehingga dapat kembali mendorong kenaikan IHSG, hari ini IHSG berpotensi menguat," ungkap William.
(prm) Next Article Lesu, IHSG Kayaknya Ditutup Merah Lagi Jelang Long Weekend

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular