Yang Lain Mulai Menguat, Rupiah Masih Terlemah Kedua di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 October 2018 12:50
Dolar AS Rehat Dulu
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Willy Kurniawan)
Dolar Taiwan, ringgit, dan peso berhasil memanfaatkan kondisi dolar AS yang sedang dalam mode konsolidasi. Setelah lebih dari seminggu melaju, dolar AS kini menekan tombol pause

Pada pukul 12:22 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback secara relatif di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,18%. Pelemahan ini terasa wajar, karena sepekan ini Dollar Index sudah melesat 1,21%. Memang butuh koreksi yang sehat agar tidak kebablasan. 

Selain itu, ada kelegaan pelaku pasar terhadap perkembangan di Eropa. Pemerintah Italia yang awalnya menargetkan defisit anggaran 2019-2021 yang cukup besar, yaitu 2,4% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), kini melunak. 

Mengutip Reuters, harian Corriere della Sera melaporkan pemerintahan Perdana Menteri Giuseppe Conte bersedia menurunkan rencana defisit secara bertahap menjadi 2% PDB pada 2021. Perkembangan ini sedikit menghapuskan kekhawatiran pasar terhadap risiko krisis fiskal di Negeri Pizza. 

Kelegaan investor diwujudkan dengan mulai berani mengambil risiko. Aset-aset aman (safe haven) seperti dolar AS dan yen terkena tekanan jual sehingga melemah. Mata uang Asia pun bisa menipiskan depresiasi bahkan ada yang sudah mampu menguat. 

Ini pula yang membuat depresiasi rupiah agak menipis setelah dolar AS sempat dekat dengan Rp 15.100. Namun rupiah belum mampu menyentuh zona hijau, karena tingginya ketidakpastian domestik. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan defisit transaksi berjalan (current account) Indonesia pada akhir 2018 masih akan cukup tinggi yaitu di kisaran 3% PDB. Artinya sampai akhir tahun arus devisa dari ekspor-impor barang dan jasa masih akan seret. 


Dikombinasikan dengan arus modal yang terkonsentrasi ke AS karena kenaikan The Federal Funds Rate, maka aliran devisa ke Indonesia benar-benar sangat terbatas. Hasilnya adalah rupiah akan sulit menguat. 

Dengan prospek rupiah yang suram, investor tentu enggan mengoleksi mata uang ini. Sulit mengharapkan investor mau memiliki aset yang harganya akan turun. Akibatnya, rupiah pun masih berkubang di zona merah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular