Rupiah Tembus Rp 15.000/US$, Ini yang Diminta DPR ke Jokowi

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
02 October 2018 14:58
Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) buka suara mengenai penguatan dolar AS
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) buka suara mengenai penguatan dolar AS yang menembus level psikologis baru. Rupiah hari ini kian melemah, hingga menembus level Rp 15.000/US$.

Ketua Komisi XI DPR Melchias Markus Mekeng mengemukakan perlu ada sebuah langkah konkret yang harus dilakukan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) maupun Bank Indonesia (BI) untuk menstabilikan nilai tukar rupiah.

Salah satunya, adalah memaksa devisa hasil ekspor (DHE) di luar negeri agar pulang ke pangkuan Ibu Pertiwi. Bukan hanya kembali, ditegaskan Mekeng, melainkan juga ditukarkan dalam bentuk rupiah.
Rupiah Tembus Rp 15.000/US$, Ini yang Diminta DPR ke JokowiFoto: ilustrasi dollar Amerika (REUTERS/Marcos Brindicci)

"DHE sekarang baru sekitar 20% ke dalam negeri dalam bentuk dolar. Harus dipaksa, dan dijual," tegas Mekeng saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Selasa (2/10/2018).

Menurut Mekeng, sampai saat ini belum ada kebijakan konkret yang dikeluarkan untuk memaksa devisa hasil ekspor. Meskipun sudah muncul wacana, namun hal tersebut sejauh ini belum terealisasikan.

Seperti diketahui, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia (BI) beberapa waktu lalu memang dikabarkan segera mengatur kewajiban devisa hasil ekspor (DHE) bagi para eksportir.

Hal tersebut dikemukakan dengan lantang oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Pernyataan tersebut, pun mendapatkan respons dari Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Berbicara di sela-sela Rakernas Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah, bendahara negara menjelaskan secara rinci perihal wacana keluarnya aturan tersebut.

"Untuk konversi rupiah, kita terus melakukan bersama BI, OJK, dan tentu Menko Perekonomian agar para eksportir melakukan repatriasi, dan kita akan monitor terus menerus," kata Sri Mulyani, Kamis (20/9/2018).

"Kami akan meminta supaya supply dolar tidak hanya direpatriasi, tapi digunakan jadi devisa di dalam negeri, supaya transaksi seimbang antara supply dan demand," katanya.

Meskipun tidak secara spesifik, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengaku telah melakukan langkah persuasif agar para pengusaha merepatriasikan DHE ke dalam negeri.

Terlepas dari hal tersebut, Mekeng meyebut tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari kondisi nilai tukar rupiah yang menembus level psikologis baru. Apalagi, komisi keuangan merasa pelemahan ini masih bersifat sementara.

"Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Karena ini mungkin likuiditasnya makin ketat," tegasnya.


(dru) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular