Kemarin Italia, Hari Ini Kenapa Rupiah Nyaris Rp 15.000/US$?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 October 2018 10:40
Faktor Domestik Ikut Bebani Rupiah
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Sementara dari dalam negeri, investor ada beberapa hal yang membuat investor cemas. Pertama adalah inflasi, yang pada September tercatat 2,88% year-on-year (YoY) dan inflasi inti YoY ada di 2,82%. Inflasi tahunan itu adalah yang terendah sejak Agustus 2016, sementara inflasi inti terendah sejak Juni 2018.

Di satu sisi, inflasi yang terkendali adalah cerminan stabilnya harga di tingkat konsumen. Daya beli masyarakat terjaga karena tidak ada lonjakan harga. Namun di sisi lain, bisa menimbulkan persepsi bahwa masyarakat justru mulai menahan konsumsi. Atau lebih buruk lagi, bisa ada pembacaan bahwa daya beli masyarakat turun. 

Kedua, investor juga mulai mencemaskan prospek transaksi berjalan (current account) Indonesia pada kuartal III-2018. Kemungkinan transaksi berjalan akan kembali mencatatkan defisit cukup dalam, mengingat defisit neraca perdagangan pada Juli dan Agustus. 

Artinya, rupiah kekurangan pasokan valas sebagai pijakan untuk menguat. Oleh karena itu, prospek rupiah mungkin masih akan suram sehingga investor cenderung menghindari mata uang ini. 

Berbagai sentimen itu menyebabkan rupiah mengalami tekanan yang lumayan berat. Bahkan dolar AS sudah mulai mengintai level Rp 15.000.  

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular