Gara-gara Italia, Dolar AS Balik ke Rp 14.900
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 October 2018 08:39

Meski mata uang Asia cenderung menguat, tetapi mode siaga tetap perlu diaktifkan. Pasalnya, dolar AS pun sedang digdaya.
Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback secara relatif terhadap enam mata uang utama) menguat 0,03% pada pukul 08:21 WIB. Keperkasaan dolar terhadap mata uang utama dunia terjadi sejak sepekan terakhir, di mana Dollar Index mampu menguat 1,04% dalam 7 hari ke belakang. Dolar AS sudah perkasa di hadapan mata uang utama dunia, dan bukan tidak mungkin Asia jadi korban selanjutnya.
Kekuatan dolar AS hari ini datang dari perilaku investor yang masih agak hati-hati dan enggan mengambil risiko. Pasalnya, ada kabar dari Eropa yang membuat pelaku pasar cemas.
Akhir pekan lalu, pemerintah Italia yang dipimpin oleh Perdana Menteri Giuseppe Conte menetapkan anggaran yang lumayan agresif pada 2019-2021 dengan memasang target defisit 2,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Padahal pemerintahan sebelumnya menargetkan defisit anggaran di 0,8% PDB pada 2019 dan bahkan mencapai anggaran seimbang (balance budget) pada 2020.
Pemerintahan dan parlemen Italia memang cenderung populis karena didominasi oleh koalisi Liga dan Gerakan Bintang Lima yang berhaluan kanan-tengah. Italia akan memperbesar anggaran subsidi bagi rakyat miskin dan para pensiunan.
Benak pelaku pasar kembali pada memori sewindu lalu, di mana Italia (dan sejumlah negara lainnya di Eropa) mengalami krisis fiskal. Gonjang-ganjing di Eropa kala itu mempengaruhi pasar keuangan global.
Dengan tingginya risiko di Eropa, investor pun cenderung bermain aman. Dolar AS kembali menjadi buruan karena menawarkan keamanan sekaligus kenaikan imbalan seiring kenaikan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve/The Fed pekan lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback secara relatif terhadap enam mata uang utama) menguat 0,03% pada pukul 08:21 WIB. Keperkasaan dolar terhadap mata uang utama dunia terjadi sejak sepekan terakhir, di mana Dollar Index mampu menguat 1,04% dalam 7 hari ke belakang. Dolar AS sudah perkasa di hadapan mata uang utama dunia, dan bukan tidak mungkin Asia jadi korban selanjutnya.
Kekuatan dolar AS hari ini datang dari perilaku investor yang masih agak hati-hati dan enggan mengambil risiko. Pasalnya, ada kabar dari Eropa yang membuat pelaku pasar cemas.
Pemerintahan dan parlemen Italia memang cenderung populis karena didominasi oleh koalisi Liga dan Gerakan Bintang Lima yang berhaluan kanan-tengah. Italia akan memperbesar anggaran subsidi bagi rakyat miskin dan para pensiunan.
Benak pelaku pasar kembali pada memori sewindu lalu, di mana Italia (dan sejumlah negara lainnya di Eropa) mengalami krisis fiskal. Gonjang-ganjing di Eropa kala itu mempengaruhi pasar keuangan global.
Dengan tingginya risiko di Eropa, investor pun cenderung bermain aman. Dolar AS kembali menjadi buruan karena menawarkan keamanan sekaligus kenaikan imbalan seiring kenaikan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve/The Fed pekan lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular