IHSG Dkk Hijau Pekan Ini, Terima Kasih The Fed!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 September 2018 09:20
IHSG Dkk Hijau Pekan Ini, Terima Kasih The Fed!
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Fitriyah Said)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjalani periode indah pekan ini. Meski sempat mengalami koreksi, IHSG mampu bangkit jelang akhir pekan. 

Sepanjang pekan lalu, IHSG menguat 0,31% secara point-to-point. IHSG yang terkoreksi selama 3 hari perdagangan awal mampu membalas dengan penguatan tajam pada 2 hari perdagangan terakhir dan akhirnya mampu mencetak kenaikan. 



IHSG bergerak searah dengan bursa saham Asia yang juga menghijau. Secara mingguan, indeks Nikkei 225 naik 1,16%, Shanghai Composite menguat 0,85%, Kospi bertambah 0,17%, dan Straits Times melesat 1,22%. Hanya Hang Seng yang melemah yaitu 0,59%. 

Pada awal pekan, bursa saham Asia kompak tertekan karena dimulainya babak baru perang dagang Amerika Serikat (AS) vs China. Pada 24 September, AS resmi mengenakan bea masuk 10% terhadap impor produk China dengan nilai total US$ 200 miliar. China pun membalas dengan pembebanan bea masuk 10% bagi impor produk AS senilai US$ 60 miliar, juga berlaku 24 September. 

Tidak hanya itu, akibat AS yang lebih dulu mengenakan bea masuk baru, China pun ngambek. Beijing memutuskan menarik diri dari rencana perundingan dagang dengan AS.  
Washington memang telah mengirimkan undangan kepada Beijing untuk berdialog dengan melibatkan pejabat-pejabat tinggi seperti Steven Mnuchin (Menteri Keuangan AS) dan Liu He (Wakil Perdana Menteri China). Namun karena ngambek, China membatalkan pertemuan tersebut. 

Pelaku pasar pun dibuat panik. Perang dagang AS vs China dikhawatirkan terus berlangsung tanpa upaya penyelesaian yang nyata. Apalagi Presiden AS Donald Trump menyatakan siap untuk mengenakan bea masuk baru kepada produk-produk China senilai US$ 267 miliar.

Jika perang dagang terus berkobar, maka pertumbuhan ekonomi global dipertaruhkan. AS dan China adalah dua perekonomian terbesar di bumi, sehingga ketika mereka saling hambat maka akan mengganggu rantai pasok global (global supply chain).
 

Selain perang dagang, pelaku pasar juga menantikan pengumuman hasil rapat The Federal Reserve/The Fed pada 26 September waktu setempat atau 2 September dini hari waktu Indonesia. Investor mengambil posisi karena sudah ada perkiraan sejak lama bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan setidaknya 25 basis poin (bps). 

Arus modal pun merapat ke dolar AS dan instrumen berbasis mata uang tersebut. Pasar keuangan Asia kehilangan pelanggan, transaksi sepi, dan koreksi pun sempat berlanjut. 

Pucuk dicinta, ulam tiba. Jerome Powell dan kolega memutuskan untuk menaikkan Federal Funds Rate 25 bps menjadi 2-2,25% atau median 2,125%. Sesuai dengan ekspektasi pasar, tidak ada kejutan. 

Kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut pun semakin jelas. Pada akhir tahun ini, The Fed menargetkan median suku bunga acuan ada di 2,4%. Oleh karena itu, butuh satu kali kenaikan lagi untuk mencapai target tersebut.  

Investor memperkirakan kenaikan terakhir pada 2018 ini dieksekusi pada Desember. Mengutip CME Fedwatch, probabilitasnya mencapai 78,5%. 

Meski The Fed semakin terlihat hawkish, tetapi pelaku pasar (utamanya di Asia) tidak beraksi berlebihan. Sebab ya itu tadi, investor sudah terlebih dulu mengambil posisi dan memasukkan kebijakan The Fed dalam kalkulasi mereka. Sudah priced-in

Sikap ambil posisi sudah diambil sebelum pengumuman suku bunga oleh The Fed. Ketika kebijakan itu diumumkan dan sesuai ekspektasi, hasilnya adalah investor malah berbunga-bunga dan semakin agresif. Bahkan berani mengambil risiko. 

Faktor ini yang kemudian mendominasi bursa saham Benua Kuning pada 2 hari perdagangan terakhir. Pasar yang terkoreksi selama 3 hari gara-gara perang dagang berhasil dibalikkan dengan penguatan dalam 2 hari. 

Oleh karena itu, ada baiknya bursa saham Asia berterima kasih kepada The Fed. Sebab pekan ini, hasil rapat The Fed justru memberi obat kuat yang ampuh membuat pasar bergairah.

TIM RISET CNBC INDONESIA



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular