
Data Ekonomi Mendukung, Bursa Saham Asia Kompak Menghijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
28 September 2018 17:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia menutupan pekan ini dengan bertengger di zona hijau: indeks Nikkei naik 1,36%, indeks Strait Times naik 0,64%, indeks Shanghai naik 1,06%, dan indeks Hang Seng naik 0,26%.
Hasil pertemuan bank sentral AS alias the Federal Reserve sudah tak lagi direspon negatif oleh investor saham Benua Kuning seperti pada perdagangan kemarin (27/9/2018). Memang, ada sisi positif dari pertemuan the Fed kali ini yakni pihaknya tak semakin hawkish. Padahal, proyeksi pertumbuhan ekonomi dikerek naik tinggi oleh bank sentral.
Pada tahun ini, the Fed memproyeksikan ekonomi AS tumbuh sebesar 3,1%, dari yang sebelumnya hanya 2,8% pada proyeksi bulan Juni. Untuk tahun 2019, proyeksi pertumbuhan ekonomi dinaikkan sebesar 0,1% menjadi 2,5%. Sementara untuk tahun 2020, proyeksinya adalah tetap di level 2%.
Kenaikan suku bunga acuan pada tahun ini tetap diproyeksi sebanyak 4 kali, sementara untuk tahun 2019 tetap 3 kali. Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi pasar saham.
Kencangnya laju ekonomi AS lantas dibuktikan oleh rilis pembacaan final data pertumbuhan ekonomi kuartal II-2018 yang sebesar 4,2%. Capaian tersebut merupakan yang tertinggi sejak kuartal III-2014. The Fed Atlanta bahkan memproyeksikan perekonomian Negeri Paman Sam tumbuh sebesar 4,4% pada kuartal-III 2018.
Dari kawasan regional, sentimen positif datang dari rilis data ekonomi. Di Jepang, tingkat pengangguran periode Agustus diumumkan sebesar 2,4%, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 2,5%. Di Korea Selatan, indeks keyakinan konsumen periode September 2018 diumumkan sebesar 102, mengalahkan capaian periode Agustus 2018 yang sebesar 99.
Sementara di Hong Kong, kemarin ekspor periode Agustus 2018 diumumkan tumbuh sebesar 13,1% YoY, mengalahkan capaian periode Juli 2018 yang sebesar 10% YoY. Impor meroket 16,4% YoY, dari yang sebelumnya 14% YoY.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Dibayangi Perang Dagang, Bursa Saham Asia Kompak Menghijau
Hasil pertemuan bank sentral AS alias the Federal Reserve sudah tak lagi direspon negatif oleh investor saham Benua Kuning seperti pada perdagangan kemarin (27/9/2018). Memang, ada sisi positif dari pertemuan the Fed kali ini yakni pihaknya tak semakin hawkish. Padahal, proyeksi pertumbuhan ekonomi dikerek naik tinggi oleh bank sentral.
Pada tahun ini, the Fed memproyeksikan ekonomi AS tumbuh sebesar 3,1%, dari yang sebelumnya hanya 2,8% pada proyeksi bulan Juni. Untuk tahun 2019, proyeksi pertumbuhan ekonomi dinaikkan sebesar 0,1% menjadi 2,5%. Sementara untuk tahun 2020, proyeksinya adalah tetap di level 2%.
Kencangnya laju ekonomi AS lantas dibuktikan oleh rilis pembacaan final data pertumbuhan ekonomi kuartal II-2018 yang sebesar 4,2%. Capaian tersebut merupakan yang tertinggi sejak kuartal III-2014. The Fed Atlanta bahkan memproyeksikan perekonomian Negeri Paman Sam tumbuh sebesar 4,4% pada kuartal-III 2018.
Dari kawasan regional, sentimen positif datang dari rilis data ekonomi. Di Jepang, tingkat pengangguran periode Agustus diumumkan sebesar 2,4%, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 2,5%. Di Korea Selatan, indeks keyakinan konsumen periode September 2018 diumumkan sebesar 102, mengalahkan capaian periode Agustus 2018 yang sebesar 99.
Sementara di Hong Kong, kemarin ekspor periode Agustus 2018 diumumkan tumbuh sebesar 13,1% YoY, mengalahkan capaian periode Juli 2018 yang sebesar 10% YoY. Impor meroket 16,4% YoY, dari yang sebelumnya 14% YoY.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Dibayangi Perang Dagang, Bursa Saham Asia Kompak Menghijau
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular