The Fed Naikkan Bunga, Kok Dolar AS Biasa Saja?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 September 2018 09:36
Dua Alasan Ini Bikin Laju Dolar AS Terhambat
llustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia)
Setidaknya ada dua alasan mengapa kdolar AS tidak terlalu impresif. Pertama, kenaikan suku bunga acuan di AS sudah masuk kalkulasi investor alias priced-in.

Sudah lama pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga pada September dan berlanjut ke Desember. Komunikasi The Fed yang cukup baik di pasar membuat tidak ada kejutan berarti saat suku bunga acuan naik. Kebijakan The Fed bisa dicerna dan diserap dengan baik tanpa perlu menimbulkan kepanikan. 

Alasan kedua adalah adanya risiko besar bernama perang dagang, terutama AS vs China. Teranyar, awal pekan ini Washington dan Beijing sama-sama menerapkan bea masuk baru. 

Akibat penerapan bea masuk, produk-produk China yang diimpor AS menjadi lebih mahal. Dunia usaha mengeluh biaya mereka naik, yang terpaksa dibebankan ke konsumen. Hasilnya adalah inflasi yang sebenarnya tidak perlu. 

Dalam jangka menengah-panjang, perang dagang AS vs China bisa memperlambat laju investasi karena biaya impor bahan baku dan barang modal naik. Akibatnya adalah laju pertumbuhan ekonomi Negeri Adidaya akan melambat. 

Tahun ini, The Fed memperkirakan ekonomi AS tumbuh 3,1%. Namun tahun depan akan melambat ke 2,5%, kemudian kembali melambat menjadi 2% pada 2020 dan 1,8% pada 2021. 

Prospek ekonomi AS yang tidak terlalu baik itu membuat investor agak ragu memegang dolar AS dan instrumen berbasis mata uang tersebut. Akibatnya, arus modal yang masuk ke AS tidak terlampau deras karena pelaku pasar memilih wait and see.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular