Simpanan Orang Kaya di Bank Sempat Turun, Bagaimana Sekarang?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
25 September 2018 13:43
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengklaim jumlah simpanan dana nasabah di perbankan di Agustus 2018 mulai merangkak naik
Foto: Halim Alamsyah (CNNIndonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengklaim jumlah simpanan dana nasabah di perbankan di Agustus 2018 mulai merangkak naik, terutama untuk simpanan di atas Rp 2 miliar.
Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah mengatakan, kenaikan jumlah simpanan dana nassabah itu tak lepas dari langkah otoritas penjamin simpanan yang mengerek bunga LPS untuk menarik minat masyarakat menabung di bank.
"Yang besar naik, yang kecil juga naik. Berarti ada istilah confidence dari masyarakat untuk menanamkan uang dalam rupiah khususnya di perbankan," kata Halim di JS Luwansa, Selasa (25/9/2018).
Berdasarkan data LPS, jumlah rekening simpanan nasabah di atas Rp 2 miliar pada Mei 2018 mencapai Rp 3.051 triliun atau turun sekitar Rp 31,57 triliun dari bulan sebelumnya yang tercatat Rp 3.086,2 triliun.
Tak hanya dari sisi nominal, jumlah rekening nasabah dengan simpanan di atas Rp 2 miliar pun berkurang 1.009 rekening dalam satu bulan. Muncul isu, beberapa nasabah mulai khawatir dengan memindahkan dananya dari perbankan.

Foto: Halim Alamsyah (CNNIndonesia)
Namun, menurut Halim, hal tersebut lebih banyak disebabkan oleh kebutuhan masyarakat yang sedikit meningkat jelang Lebaran. Sebab, saat ini kondisi likuiditas sudah kembali normal.
"Kelihatannya terutama pada waktu menjelang bulan puasa dan lebaran. Kemungkinan bahwa penurunan ini untuk membiayai kegiatan jaga-jaga untuk masa lebaran. itu turun drastis," katanya.
"Ini yang pada akhirnya menyebabkan DPK kita akhirnya turun di bawah 7%, sekitar 6,8%. Tapi setelah lebaran, setelah kami menaikan suku bunga acuan LPS, itu perlahan naik lagi," jelasnya.
Terlepas dari hal itu, Halim memandang, bahwa angka pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) di perbankan masih belum mampu menyeimbangkan angka pertumbuhan kredit. Hal ini, perlu diwaspadai ke depan.
"Masih kalah cepat dengan ekspansi kredit yang sudah menuju 12%. Tapi DPK masih 7-8%. Jadi masih ada gap sekitar 4%. Ini tentu tidak boleh dibiarkan terlalu lama. Ibarat lari, tidak cukup oksigennya," tegasnya.





(dru) Next Article LPS: Hingga September Total Simpanan di Bank Rp 5.570 T

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular