Selepas Libur, Indeks Shanghai Dibuka Melemah 0,8%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
25 September 2018 09:05
Indeks Shanghai dibuka melemah 0,8% ke level 2.755,07.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Shanghai dibuka melemah 0,8% ke level 2.755,07. Kemarin (24/9/2018), perdagangan di bursa saham China diliburkan seiring dengan perayaan Mid-Autumn Day dan Dragon Boat Holiday. Sementara itu, bursa saham Hong Kong pada hari ini diliburkan seiring dengan perayaan Mid-Autumn Festival.

Hubungan AS-China yang kian panas di bidang perdagangan membuat investor di bursa saham China terdorong melakukan aksi jual. China kini telah resmi membatalkan rencana dialog perdagangan dengan AS. The Wall Street Journal melaporkan pada hari Jumat (21/9/2018) bahwa kubu China menolak proposal dari AS untuk mengirimkan dua orang delegasinya ke Washington, seperti dikutip dari CNBC International. Sikap Presiden AS Donald Trump yang tetap kekeh untuk mengenakan bea masuk baru senilai 10% terhadap berbagai produk China senilai US$ 200 miliar (Rp 2.978 triliun) kemungkinan menjadi alasannya.

Pembatalan negosiasi dagang ini tak bisa dianggap sepele. Pasalnya, jika salah satu dari kedua negara ini nantinya mengalah, pihak lainnya akan memiliki upper-hand dalam perundingan yang dilakukan. Jika AS mengalah dengan membatalkan pengenaan bea masuknya, hal ini akan dianggap oleh pihak China bahwa AS lebih membutuhkan relasi dagang dengannya. Sebaliknya, jika China yang mengalah dengan mengikuti sebagian dari tuntutan AS, maka AS kemungkinan besar akan mengeksploitasinya guna membuat China memenuhi seluruh tuntutannya.

Bisa jadi, negosiasi dagang antar kedua negara tak akan terjadi dalam waktu dekat. Sementara itu, bea masuk yang mulai efektif berlaku kemarin, terutama dari pihak AS (US$ 200 miliar), dipastikan akan 'menyakiti' perekonomian AS dan China.

Negosiasi antar kedua negara juga akan kian sulit untuk direalisasikan setelah kemarin Dewan Negara China merilis buku putih yang merangkum friksi dagang dengan AS. Dalam dokumen tersebut, China sebenarnya ingin menyelesaikan perselisihan dengan AS, tetapi Gedung Putih terus-menerus menantang. Hasilnya adalah friksi yang semakin meruncing. Bahkan China menuding AS melakukan penindasan dagang (trade bullyism). AS dinilai mengancam negara-negara lain dengan bea masuk untuk mendapatkan keinginannya.

Pada hari ini, tidak ada rilis data ekonomi yang dijadwalkan di China.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article IHSG Libur, Bursa Saham Asia "Pesta Pora" Ikuti Wall Street

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular