
Perang Dagang AS-China Bebani Gerak Wall Street
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
25 September 2018 06:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas indeks-indeks acuan Wall Street mengakhiri perdagangan hari Senin (24/9/2018) di zona negatif akibat memanasnya perang dagang dan pembatalan perundingan antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,68% ke 26.562,05, S&P 500 melemah 0,4% menjadi 2.919,37, namun Nasdaq Composite masih mampu naik tipis 0,08% ke level 7.993,25 karena dorongan penguatan dari saham Netflix yang melompat 2,3%. Boeing dan General Electric masuk dalam daftar saham-saham yang melemah paling dalam hari Senin.
Saham-saham berada dalam tekanan karena bea impor baru atas produk AS dan China mulai berlaku dan kedua negara membatalkan perundingan perdagangan yang sebelumnya direncanakan dilakukan pekan ini, tulis CNBC International.
The Wall Street Journal yang kali pertama melaporkan hari Jumat malam pekan lalu bahwa China telah membatalkan pembicarannya dengan AS menyusul sikap kedua negara yang tetap saling mengenakan bea masuk pada berbagai produk senilai miliaran dolar AS. Padahal, awalnya AS mengundang China untuk merundingkan jalan keluar dari perseteruan dagang yang terus memanas itu.
Hari Senin, bea impor 10% terhadap barang-barang China senilai US$200 miliar (Rp 2.978 triliun) mulai efektif berlaku dan akan naik menjadi 25% di akhir tahun. China telah membalas dengan menjatuhkan tarif impor pada berbagai barang AS senilai US$60 miliar.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,68% ke 26.562,05, S&P 500 melemah 0,4% menjadi 2.919,37, namun Nasdaq Composite masih mampu naik tipis 0,08% ke level 7.993,25 karena dorongan penguatan dari saham Netflix yang melompat 2,3%. Boeing dan General Electric masuk dalam daftar saham-saham yang melemah paling dalam hari Senin.
Saham-saham berada dalam tekanan karena bea impor baru atas produk AS dan China mulai berlaku dan kedua negara membatalkan perundingan perdagangan yang sebelumnya direncanakan dilakukan pekan ini, tulis CNBC International.
Hari Senin, bea impor 10% terhadap barang-barang China senilai US$200 miliar (Rp 2.978 triliun) mulai efektif berlaku dan akan naik menjadi 25% di akhir tahun. China telah membalas dengan menjatuhkan tarif impor pada berbagai barang AS senilai US$60 miliar.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular