
Mirae Pasang Target Saham BRPT Rp 2.500, Meski Laba Turun
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
24 September 2018 11:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Meskipun kinerja laba bersih PT Barito Pacific Tbk (BRPT) di semester I-2018 kurang memuaskan, tetapi perseroan punya potensi bisnis yang dinilai cukup menjanjikan setelah mengakusisi Star Energy. Bahkan Mirae Asset Sekuritas berani mematok target harga saham pada level Rp 2.500/saham.
Menurut Mirae Asset Sekuritas meskipun pada periode ini BRPT telah mendapatkan kontribusi melalui anak usaha di sektor panas bumi barunya yakni Star Energy, tapi belum bisa memberikan kontribusi yang maksimal kepada pertumbuhan laba bersih perseroan.
Ada dua hal yang jadi pemicu penurunan laba bersih, pertama, beban keuangan yang tinggi paska akuisisi Star Energy serta pertumbuhan laba bersih dari PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang juga kurang baik.
TPIA mengalami penurunan laba bersih sepanjang semester I-2018 sebesar 33,79% menjadi Rp 115,20 juta (Rp 1,67 triliun, kurs Rp 14.500/US$). Dari laba bersih di periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar US$ 174,01 juta (Rp 2,52 triliun).
"TPIA memperkirakan pemeliharaan di kuartal III dan IV tahun ini dan tie-in/TAM pabrik butadiene sebelumnya dapat mengurangi total volume produksi sebesar 5% YoY pada tahun 2018," ujar Kepala Riset Mirae Sekuritas Taye Shim.
Secara keseluruhan, kami menganggap bahwa akuisisi Star Energy oleh BRPT merupakan tindakan korporasi yang sukses.
Mirae Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli (buy) pada BRPT dengan target price Rp 2.500, yang mencerminkan penurunan laba bersih yang terjaga oleh Star Energy dan stabilisasi spread serta harga minyak pada tingkat yang dapat diterima.
Sementara itu, dalam perdagangan sesi I hari ini, tercatat harga saham perseroan mengalami pelemahan 1,35% ke level harga Rp 1.825.
(hps) Next Article Saham BRPT di Persimpangan, Butuh Katalis untuk Lanjut Naik
Pada semester I tahun ini, mencatat penurunan laba bersih di sepanjang semester I tahun turun 46,68% menjadi US$ 41,64 juta. Padahal pendapatan bersih perseroan tumbuh 13,02% YoY pada periode yang sama.
Menurut Mirae Asset Sekuritas meskipun pada periode ini BRPT telah mendapatkan kontribusi melalui anak usaha di sektor panas bumi barunya yakni Star Energy, tapi belum bisa memberikan kontribusi yang maksimal kepada pertumbuhan laba bersih perseroan.
Ada dua hal yang jadi pemicu penurunan laba bersih, pertama, beban keuangan yang tinggi paska akuisisi Star Energy serta pertumbuhan laba bersih dari PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang juga kurang baik.
"TPIA memperkirakan pemeliharaan di kuartal III dan IV tahun ini dan tie-in/TAM pabrik butadiene sebelumnya dapat mengurangi total volume produksi sebesar 5% YoY pada tahun 2018," ujar Kepala Riset Mirae Sekuritas Taye Shim.
Secara keseluruhan, kami menganggap bahwa akuisisi Star Energy oleh BRPT merupakan tindakan korporasi yang sukses.
Mirae Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli (buy) pada BRPT dengan target price Rp 2.500, yang mencerminkan penurunan laba bersih yang terjaga oleh Star Energy dan stabilisasi spread serta harga minyak pada tingkat yang dapat diterima.
Sementara itu, dalam perdagangan sesi I hari ini, tercatat harga saham perseroan mengalami pelemahan 1,35% ke level harga Rp 1.825.
![]() Agus Pangestu, Direktur PT Barito Pacific Tbk |
(hps) Next Article Saham BRPT di Persimpangan, Butuh Katalis untuk Lanjut Naik
Most Popular