
Analisis Teknikal
Rupiah Diperkirakan Menguat, Mampukah IHSG Mengikuti?
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
21 September 2018 08:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Kami memperkirakan hari ini, Kamis (20/9/2018), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat, dengan perkiraan rentang perdagangan antara 5.909 dan 5.979.
(ags/ags) Next Article Menerka Nasib IHSG di Akhir Tahun, Kabar Baik atau Buruk?
Kami mengidentifikasi kemungkinan tersebut berdasarkan hasil analisis secara teknikal dan perkembangan pasar. Dimulai dengan analisis grafik yang terbentuk pada penutupan kemarin di mana IHSG berhasil ditutup naik 57 poin (+0,98%) ke level 5.931.
Pada penutupan tersebut, grafik yang terbentuk adalah lilin putih pendek (short white candle), yang memberikan sinyal penguatan lanjutan.
Mengacu pada beberapa indikator teknikal, IHSG cenderung menguat karena mulai terbentuknya posisi golden cross, menurut indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD).
Penguatan tersebut berpotensi berlanjut karena belum tersentuhnya area jenuh belinya (overbought), sehingga ruang penguatan masih ada menurut indikator teknikal stochastic slow.
Penguatan IHSG kemarin mulai terlihat ketika dibuka naik 25 poin (+0,42%). Lalu, penguatannya bertambah hingga menyentuh level 5.876 pada pukul 10:27 WIB yang sekaligus menjadi titik tertingginya pada sesi I.
Penguatan tersebut salah satunya didorong oleh penguatan rupiah. Pada pukul 12:00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp 14.840 di pasar spot, menguat 0,2% dibandingkan penutupannya kemarin.
Data penjualan mobil yang dilaporkan yang masih mengalami pertumbuhan juga turut mendorong sentimen positi bagi IHSG. Penjualan mobil bulan Agustsus dilaporkan naik 5,08% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Pada sesi dua, indeks masih mampu menguat meski tipis. Hal ini didorong rupiah yang menguat 0,2% di pasar spot ke level Rp 14.840/dolar AS karena greenback memang sedang loyo. Pelemahan dolar jelas akan menguntungkan bagi perekonomian dalam negeri.
Di samping itu, kami juga memperkirakan rupiah dan sebagian mata uang utama Asia, akan semakin perkasa terhadap dolar Amerika Serikat pada hari ini. Hal ini terkait dengan tekanan yang masih dialami mata uang Negeri Sam itu.
Pada pukul 20:11 WIB kemarin, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) melemah 0,69% di level 93.8830. Padahal siang tadi, DXY masih mampu bergerak di 94,41.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Pada penutupan tersebut, grafik yang terbentuk adalah lilin putih pendek (short white candle), yang memberikan sinyal penguatan lanjutan.
Penguatan tersebut berpotensi berlanjut karena belum tersentuhnya area jenuh belinya (overbought), sehingga ruang penguatan masih ada menurut indikator teknikal stochastic slow.
![]() |
Penguatan tersebut salah satunya didorong oleh penguatan rupiah. Pada pukul 12:00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp 14.840 di pasar spot, menguat 0,2% dibandingkan penutupannya kemarin.
Data penjualan mobil yang dilaporkan yang masih mengalami pertumbuhan juga turut mendorong sentimen positi bagi IHSG. Penjualan mobil bulan Agustsus dilaporkan naik 5,08% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Pada sesi dua, indeks masih mampu menguat meski tipis. Hal ini didorong rupiah yang menguat 0,2% di pasar spot ke level Rp 14.840/dolar AS karena greenback memang sedang loyo. Pelemahan dolar jelas akan menguntungkan bagi perekonomian dalam negeri.
Di samping itu, kami juga memperkirakan rupiah dan sebagian mata uang utama Asia, akan semakin perkasa terhadap dolar Amerika Serikat pada hari ini. Hal ini terkait dengan tekanan yang masih dialami mata uang Negeri Sam itu.
Pada pukul 20:11 WIB kemarin, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) melemah 0,69% di level 93.8830. Padahal siang tadi, DXY masih mampu bergerak di 94,41.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Menerka Nasib IHSG di Akhir Tahun, Kabar Baik atau Buruk?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular