
AS dan China Masih Tahan Diri, Bursa Saham Asia Menguat
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
19 September 2018 17:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia ditutup di zona hijau pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei naik 1,08%, indeks Shanghai naik 1,14%, indeks Hang Seng naik 1,19%, dan indeks Strait Times naik 1,19%.
Eskalasi perang dagang AS-China tak menciutkan minat investor untuk masuk ke bursa saham Benua Kuning. Kini, China telah resmi mengumumkan balasan terhadap kebijakan pengenaan bea masuk baru oleh AS.
China memutuskan untuk membalas dengan membebankan bea masuk 10% untuk importasi produk buatan AS senilai US$ 60 miliar, berlaku mulai 24 September.
"China terpaksa untuk merespons kebijakan AS yang proteksionistik. Kami tidak punya pilihan selain merespons dengan bea masuk," tegas pernyataan Kementerian Keuangan China, dikutip dari Reuters.
Ada 5.207 produk AS yang masuk daftar kena bea masuk baru ini, mulai dari gas alam cair (LNG), pesawat terbang, bubuk kakao, sampai sayuran beku.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk mengenakan bea masuk baru senilai 10% terhadap berbagai produk China senilai US$ 200 miliar (Rp 2.978 triliun) mulai 24 September 2018. Bea masuk tersebut kemudian akan naik menjadi 25% pada akhir tahun ini.
Investor nampak lebih memilih untuk melihat sisi positif dari ronde terbaru perang dagang AS-China. Sikap Trump yang tak langsung mengenakan bea masuk senilai 25% memberikan persepsi bahwa pihak AS terus mencoba untuk membuka ruang negosiasi dengan China.
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, AS pada minggu lalu telah mengirimkan surat kepada pihak China guna mencoba merencanakan sebuah negosiasi dagang.
Kemudian, aksi balasan dari China hanya menyasar barang-barang impor AS senilai US$ 60 miliar, jauh lebih kecil dari yang disasar oleh AS. Ini juga menandakan bahwa China masih memiliki etikat baik untuk menyelesaikan perang dagang yang terjadi.
Dari sisi regional, sentimen positif datang dari rilis data ekonomi di Jepang. Ekspor periode Agustus diumumkan tumbuh sebesar 6,6% YoY, mengalahkan konsensus yang sebesar 5,6% YoY. Sementara itu, impor melonjak 15,4% YoY, mengalahkan ekspektasi yang sebesar 14,9% YoY.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Eskalasi perang dagang AS-China tak menciutkan minat investor untuk masuk ke bursa saham Benua Kuning. Kini, China telah resmi mengumumkan balasan terhadap kebijakan pengenaan bea masuk baru oleh AS.
China memutuskan untuk membalas dengan membebankan bea masuk 10% untuk importasi produk buatan AS senilai US$ 60 miliar, berlaku mulai 24 September.
Ada 5.207 produk AS yang masuk daftar kena bea masuk baru ini, mulai dari gas alam cair (LNG), pesawat terbang, bubuk kakao, sampai sayuran beku.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk mengenakan bea masuk baru senilai 10% terhadap berbagai produk China senilai US$ 200 miliar (Rp 2.978 triliun) mulai 24 September 2018. Bea masuk tersebut kemudian akan naik menjadi 25% pada akhir tahun ini.
Investor nampak lebih memilih untuk melihat sisi positif dari ronde terbaru perang dagang AS-China. Sikap Trump yang tak langsung mengenakan bea masuk senilai 25% memberikan persepsi bahwa pihak AS terus mencoba untuk membuka ruang negosiasi dengan China.
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, AS pada minggu lalu telah mengirimkan surat kepada pihak China guna mencoba merencanakan sebuah negosiasi dagang.
Kemudian, aksi balasan dari China hanya menyasar barang-barang impor AS senilai US$ 60 miliar, jauh lebih kecil dari yang disasar oleh AS. Ini juga menandakan bahwa China masih memiliki etikat baik untuk menyelesaikan perang dagang yang terjadi.
Dari sisi regional, sentimen positif datang dari rilis data ekonomi di Jepang. Ekspor periode Agustus diumumkan tumbuh sebesar 6,6% YoY, mengalahkan konsensus yang sebesar 5,6% YoY. Sementara itu, impor melonjak 15,4% YoY, mengalahkan ekspektasi yang sebesar 14,9% YoY.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular