Begini Perjuangan Rupiah Sampai Akhirnya Kalahkan Dolar AS!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
18 September 2018 17:26
Nilai tukar rupiah berhasil mengalahkan penguatan dolar AS pada penutupan hari ini.
Foto: Bank Indonesia - CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukarĀ rupiah berhasil mengalahkan penguatanĀ dolar AS pada penutupan, setelah sepanjang perdagangan hari ini terus tertekan hingga sempat menembus level Rp 14.930/US$.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah menjelaskan secara rinci sejumlah faktor yang membuat rupiah bisa berbalik 'memukul' dolar AS.

"Rupiah sesi pagi langsung tertekan bersama dengan mata uang regional lainnya karena tekanan eksternal yang sangat kuat dan sempat bergerak di atas Rp 14.900/US$," jelas Nanang kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/9/2018).
Begini Perjuangan Rupiah Sampai Akhirnya Kalahkan Dolar AS!Foto: Nanang Hendarsah-BI (CNBC Indonesia)

"Dan ditutup Rp 14.855/US$, menguat 0,13% dibandingkan penutupan kemarin. Menguatnya kurs rupiah di pasar domestik juga mendorong kurs NDF rupiah di pasar internasional dari Rp 15.000 Rp 14.920."

Nanang memaparkan, tekanan terhadap mata uang regional sejak pembukaan pasar dipicu oleh kecemasan terhadap aksi balas yang akan dilakukan pemerintah China terhadap kebijakan perluasan tarif baru AS.

Seperti diketahui, Presiden Donald Trump telah mengumumkan tarif baru impor China sebesar US$ 200 miliar yang efektif berlaku sejak 24 September 2018 mendatang.

"Pasar mengkhawatirkan penetapan mata uang Yuan akan sengaja diperlemah oleh bank sentral China untuk meningkatkan daya saing produk China," katanya.

BI sebagai garda terdepan penjaga stabilitas nilai tukar pun setia berada di pasar, menjaga tekanan terhadap rupiah tidak terlalu cepat dengan melakukan langkah stabilisasi dengan tetap membiarkan mekanisme pasar.

"Pada perdagangan hari ini, aktivitas di pasar antar bank cukup aktif pada dua sisi, baik yang beli maupun jual dengan likuiditas yang mulai membaik," jelasnya.

"Sejak sesi siang, bank-bank mulai melakukan pelepasan dolar bersamaan dengan pelepasan oleh eksportir sehingga mendorong penguatan rupiah sampai penutupan pasar," tegas Nanang.



Buka Lelang Forex Swap

Di samping itu, bank sentral juga hari ini melelang Forex Swap untuk menjaga biaya swap di pasar domestik agar tetap terjaga rendah, dengan premi 1 bulan 4,41%, 3 bulan 4,67%, 6 bulan 4,87%, dan 12 bulan 4,93%.

"Komposisi lelang forex swap yang masuk ke BI saat ini lebih banyak pada tenor 6 dan 12 bulan, yang menunjukkan bahwa biaya premi untuk satu tahun 4,93% masih cukup efisien," katanya.

Lantas, bagaimana prakiraan ke depan?

Bank sentral memperkirakan, penguatan dolar Paman Sam ke depan seharusnya akan lebih terbatas, karena mulai timbul kekhawatiran langkah proteksionisme AS justru akan merugikan mereka sendiri.

"Karena akan menganggu mata rantai pasokan bahan baku pada berbagai industri di AS. Penguatan dolar yang terlalu cepat, juga akan membuat daya saing ekspor AS merosot," ungkapnya.

Nanang pun mengungkap bukti dampak negatif yang dirasakan dari langkah proteksionisme pemerintahan AS. Ketika ekspor AS merosot, bukan tidak mungkin akan memperlebar defisit perdagangan AS.

"Terindikasi dari data Fed Empire Manufacturing Index bulan September yang anjlok ke level 19.0 dari sebelumnya 25,5 yang menegaskan mulai terjadinya dampak negatif dari sengketa dagang terhadap sektor manufaktur AS," papar Nanang.



(dru/dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular