Data Perdagangan Antar Rupiah Melemah Lawan Dolar Singapura

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 September 2018 09:36
Data Perdagangan Antar Rupiah Melemah Lawan Dolar Singapura
Dolar Singapura (REUTERS/Thomas White)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Singapura melemah pada perdagangan pagi ini. Rupiah melanjutkan pelemahan terhadap mata uang Negeri Singa yang juga terjadi kemarin dan menyentuh titik terlemah sepanjang sejarah. 

Pada Selasa (18/9/2018) pukul 09:06 WIB, SG$ 1 dihargai Rp 10.859,43. Rupiah melemah 0,23% dibandingkan hari sebelumnya. Kemarin, rupiah terdepresiasi lumayan dalam di hadapan dolar Singapura, mencapai 0,62%. 

Posisi dolar Singapura saat ini adalah yang terkuat sepanjang sejarah. Sejak awal tahun, rupiah telah melemah 7,06% terhadap dolar Singapura. Sementara dibandingkan posisi yang sama pada 2017, rupiah terdepresiasi 10,49%. 



Berikut kurs dolar AS di sejumlah bank nasional pada pukul 09:11 WIB: 



Di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), dolar Singapura melemah 0,09% pada pukul 09:14 WIB. Sedangkan rupiah juga terdepresiasi, hanya lebih lemah yaitu 0,27%. 


Investor global terlihat sama-sama menghindari Benua Kuning, seiring memanasnya friksi dagang AS vs China. Pelaku pasar enggan mengambil risiko sehingga memilih menaruh modal di aset-aset aman seperti dolar AS dan yen Jepang. 

Namun dibandingkan rupiah, sepertinya pemilik modal lebih menyukai dolar Singapura. Pasalnya, sentimen domestik di Indonesia sedang kurang menguntungkan. 

Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data perdagangan internasional periode Agustus 2018. Hasilnya, neraca perdagangan mengalami defisit US$ 1,02 miliar. 


Defisit ini membuat nasib transaksi berjalan (current account) Indonesia pada kuartal III-2018 menjadi penuh tanda tanya. Sebab, neraca perdagangan Juli pun defisit sangat dalam yaitu US$ 2,03 miliar. 

Kemungkinan transaksi berjalan pada kuartal III-2018 akan membukukan defisit yang lumayan dalam. Pada kuartal sebelumnya, defisit pun sudah cukup mengkhawatirkan yaitu mencapai 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB). 


Artinya, pijakan bagi penguatan rupiah sangat terbatas. Rupiah kekurangan devisa untuk menguat, karena minimnya pasokan dari ekspor-impor barang dan jasa. 

Singapura masih unggul karena transaksi berjalan belum masuk ke area negatif. Pada kuartal II-2018, transaksi berjalan Singapura mencatat surplus yang sangat tinggi yaitu 20,38% PDB. 

Prospek transaksi berjalan pada kuartal III-2018 pun cerah. Pada Juli dan Agustus, neraca perdagangan Singapura mampu surplus masing-masing US$ 2,43 miliar dan US$ 4,84 miliar. 

Oleh karena itu, kemungkinan dolar Singapura untuk menguat lebih tinggi dibandingkan rupiah. Melihat prospek itu, dolar Singapura pun dipilih oleh investor dan rupiah melemah hingga ke posisi terendah sepanjang sejarah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular